Profil Keberadaan Bakteri Resisten Antibiotik Ampisilin di Sungai Ciliwung Studi Kasus Musim Hujan
Abstract
Muhamad Humam Al Fariq. 104221013. Profil Keberadaan Bakteri Resisten
Antibiotik Ampisilin di Sungai Ciliwung Studi Kasus Musim Hujan.
Pencemaran Sungai Ciliwung oleh limbah domestik/industri memicu peningkatan
bakteri resisten ampisilin melalui perubahan genetik. Resistensi ini kritis karena
ampisilin masih banyak digunakan untuk infeksi bakteri pada manusia/hewan.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi keberadaan bakteri resisten ampisilin pada
musim hujan dan memberikan rekomendasi pengendalian. Metode laboratorium
menggunakan sampel dari hulu (Telaga Saat) dan hilir (Teluk Jakarta) dengan uji
dilusi pada media Nutrient Agar dan Nutrient Broth dengan variasi konsentrasi
antibiotik (1/1000-1/50 µg/ml). Hasil menunjukkan bakteri resisten ditemukan di
kedua lokasi, namun jumlah koloni jauh lebih tinggi di hilir (329–1.049 CFU/ml)
dibanding hulu (6–18 CFU/ml). Uji ketahanan menunjukkan 100% isolat resisten
pada 1/1000; 87,5% hulu dan 100% hilir bertahan di 1/500; 50% hulu dan 88,9%
hilir di 1/100; serta 37,5% hulu dan 77,8% hilir masih bertahan pada konsentrasi
tertinggi (1/50 µg/ml). Dominasi resistensi di hilir menunjukkan akumulasi limbah
yang berisiko bagi kesehatan masyarakat, terutama karena Sungai Ciliwung
digunakan sebagai sumber air baku. Untuk mengurangi penyebaran resistensi,
diperlukan pengelolaan limbah ketat, pemantauan kualitas air rutin, dan edukasi
masyarakat tentang penggunaan antibiotik secara bijak serta sanitasi yang baik.
Implementasi teknologi pengolahan air seperti AOPs dan constructed wetlands juga
direkomendasikan untuk mengurangi beban residu antibiotik di sungai.