ANALISIS TOTAL BIAYA MATERIAL HANDLING TERHADAP HEAT EXCHANGER DENGAN ALAT BANTU ROUGH TERRAINE CRANE DI WAREHOUSE RECEIVING PT PERTAMINA (PERSERO) RU IV CILACAP
Abstract
Industri hilir migas memiliki suatu peranan penting dalam perkembangan perekonomian di Indonesia. Produk yang dihasilkan oleh industri hilir migas adalah minyak dan gas bumi yang digunakan untuk membuat bahan bakar minyak dan gas. Untuk melancarkan dan mengoptimalkan proses bisnis yang ada dalam industri hilir migas maka diperulkan dukungan yang baik dari segi proses penangan material. Penelitian dilakukan di PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap pada fungsi Procurement khususnya pada warehouse receiving yang menangani proses pemindahan material heat exchanger untuk material perawatan kilang. Proses pemindahan material heat exchanger dilakukan menggunakan crane kapasitas 50 ton dengan frekuensi sebanyak 3 kali dalam waktu sehari. Proses pemindahan material tersebut dapat menimbulkan dampak negatif terhadap perusahaan apabila terjadi ketidaktepatan proses material handling. Dampak negatif yang dapat timbul yaitu dari segi biaya yang dapat mengalami kerugian. Dengan begitu, diperlukannya perhitungan total ongkos material handling terhadap alat material handling setiap satuan waktu sehingga dapat mengetahui kerugian yang dapat ditimbulkan. Perhitungan total ongkos material handling didasarkan pada harga sewa, upah operator, depresiasi, dll. Penelitian dilakukan dengan tipe kuantitatif yaitu perhitungan secara numerik terhadap data yang sudah diperoleh dan mengalami pengolahan. Hasil dari pengolahan data tersebut maka dianalsisi menggunakan analisis deskripsi untuk mengetahui output yang dihasilkan dari input yang sudah diolah. Analisis deskriptif tersebut didasarkan pada hasil perhitungan ongkos material handling dan material handling equation. Pada penelitian kali ini kerugian dari segi biaya akan dilihat dari berbagai macam potential problem yang timbul sehingga dapat menghasilkan root cause problem. Perhitungan ongkos material handling digunakan sebagai alternatif perhitungan kerugian perusahaan ketika terjadi ketidaktepatan proses material handling.