dc.description.abstract | Penelitian ini berfokus pada perubahan sikap Arab Saudi terhadap Qatar melalui Deklarasi Al-Ula tahun 2021. Sebelum terciptanya rekonsiliasi Arab Saudi dengan Qatar, Arab Saudi bersitegang dengan Qatar terkait dugaan mendukung dan membantu pergerakan kelompok militan. Puncak dari pemutusan hubungan diplomatik Arab Saudi dengan Qatar ditandai dengan munculnya pemberitaan melalui website Qatar News Agency yang menuliskan pidato kontroversial Emir Qatar. Saat itu Tamim bin Hamad Al Thani, menyatakan bahwa Iran memiliki kekuatan penting bagi stabilisasi kawasan Teluk. Selanjutnya, pada Januari 2021, terjadi rekonsiliasi antara Arab Saudi-Qatar yang ditandai dengan adanya Deklarasi Al-Ula pada KTT GCC (Gulf Cooperation Council) ke-41 di Arab Saudi. Perjanjian tersebut menjadi langkah konkret bagi Arab Saudi dalam memperbaiki hubungan diplomatis dan mampu menyelesaikan krisis di Kawasan Timur Tengah di antara keduanya (Arab Saudi-Qatar), serta bagi negara sekutu dari Arab Saudi yang juga terlibat dalam pemutusan hubungan diplomatik dengan Qatar yaitu Bahrain, Mesir dan Uni Emirat Arab. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Teori Graham T. Allison Model I: Rational Actor Model.Pengoperasian teori ini dilakukan melalui tiga indikatornya, yaitu Unified National Actor, The Problem, dan Action as Rational Choice. Penelitian ini ditulis menggunakan metode kualitatif dengan melakukan studi pustaka dalam memperoleh data. Seluruh data yang didapat melalui sumber-sumber kredibel yang dapat dipertanggungjawabkan. Analisis data yang ada membantu penulis dalam membangun temuan dari penelitian ini. Temuan dalam penelitian ini menunjukkan alasan Arab Saudi mengubah sikapnya terhadap Qatar karena, rekonsiliasi dengan Qatar adalah opsi terbaik untuk mengamankan kepentingan nasionalnya dan memperkuat stabilitas kawasan Teluk. | en_US |