dc.description.abstract | Peningkatan kebutuhan bahan bakar fosil di dalam negeri belum diimbangi oleh pemanfaatan biofuel yang optimal. Bauran energi nasional masih rendah dan didominasi oleh bahan baku berbasis minyak nabati (edible oil). Di sisi lain, waste cooking oil (WCO) tersedia secara melimpah, murah, tidak bersaing dengan kebutuhan pangan, serta memiliki rantai hidrokarbon panjang, sehingga berpotensi besar untuk dikonversi menjadi biofuel. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik dan kinerja katalis dalam proses produksi biofuel dari WCO melalui metode hydrocracking. Katalis yang digunakan adalah SAPO-11 berbasis silika dari daun tebu, disintesis menggunakan metode hidrotermal, serta dimodifikasi dengan penambahan logam nikel (Ni) dan zirkonium (Zr) melalui metode wetness impregnation. Karakterisasi katalis dilakukan menggunakan XRF, XRD, FTIR, dan SEM. Hasil XRD menunjukkan fasa AEL khas SAPO-11, namun kristalinitas belum sempurna. SEM mengindikasikan morfologi agregat semi-sferis serta partikel amorf. Setelah impregnasi, terbentuk fasa NiO, Ni⁰, dan t-ZrO₂, serta peningkatan kristalinitas hingga 87,65%, meskipun terpantau aglomerasi logam. Uji hydrocracking menunjukkan katalis Ni-t-ZrO2/SAPO-11(10%) memiliki performa terbaik dengan konversi 28,74% dan yield 23,27%. Selektivitas tertinggi diperoleh pada fraksi gasoil (90,63%), menandakan reaksi dekarboksilasi, dekarbonilasi, dan HDO berlangsung. Meskipun demikian, konversi masih tergolong rendah akibat kristalinitas yang belum optimal dan aglomerasi partikel logam. Secara keseluruhan, Ni-t-ZrO2/SAPO-11 berpotensi sebagai katalis bifungsi untuk konversi biofuel berbasis WCO. | en_US |