Pengaruh Variasi Banyak Channel, Dimensi Channel, Dan Laju Aliran Massa Terhadap Manajemen Termal Pada Sistem Pendingin Sel Baterai Lithium-Ion Dengan Metode Computational Fluid Dynamics (CFD)
Abstract
102221003.Muhammad Rafiqal Septiarman. Peningkatan kebutuhan energi global, terutama di 
sektor transportasi, mendorong pengembangan kendaraan listrik (EV) sebagai solusi untuk 
mengurangi emisi karbon. Namun, penggunaan baterai Lithium-Ion pada EV memiliki tantangan 
tersendiri, yaitu tingginya suhu yang dihasilkan selama pengoperasian, yang dapat menyebabkan 
penurunan performa hingga risiko thermal runaway. Oleh karena itu, sistem manajemen termal yang 
efektif menjadi sangat penting untuk menjaga suhu operasi baterai tetap optimal. Penelitian ini 
bertujuan untuk menganalisis pengaruh banyak channel, dimensi channel, dan laju aliran massa 
fluida pada sistem pendingin berbasis cooling plate terhadap penurunan temperatur maksimum 
baterai Lithium-Ion tipe pouch-cell. Metode yang digunakan adalah simulasi numerik menggunakan 
Computational Fluid Dynamics (CFD) dengan perangkat lunak ANSYS Fluent 2024 R2, dan analisis 
statistik dilakukan menggunakan pendekatan Design of Experiment (DOE). Hasil simulasi 
menunjukkan bahwa menambah jumlah channel dari 3 menjadi 7 dapat menurunkan temperatur 
maksimum permukaan baterai dari 307,78 K menjadi 307,21 K dan mengurangi pressure drop dari 
61.999,9 Pa menjadi 51.007,6 Pa, meskipun laju perpindahan panas sedikit menurun dari 325,28 W 
menjadi 301,63 W akibat berkurangnya kecepatan aliran. Selain itu, memperbesar dimensi channel 
dari 3 mm menjadi 9 mm juga menurunkan temperatur maksimum dari 307,78 K menjadi 307,35 K 
dan menurunkan pressure drop secara signifikan dari 61.999,9 Pa menjadi 28.992,1 Pa, dengan laju 
perpindahan panas yang juga menurun dari 325,28 W menjadi 307,35 W. Namun, perubahan yang 
paling signifikan terjadi saat laju aliran massa dinaikkan dari 0,0001 kg/s menjadi 0,01 kg/s, yang 
mampu menurunkan temperatur maksimum dengan cukup besar, dari 333,48 K menjadi 307,22 K. 
Kenaikan laju aliran ini juga menyebabkan pressure drop meningkat tajam, dari 91,61 Pa menjadi 
26.187,4 Pa, sekaligus meningkatkan laju perpindahan panas secara signifikan dari 14,00 W menjadi 
302,00 W. Dari analisis statistik, laju aliran massa terbukti menjadi faktor paling berpengaruh dalam 
menurunkan temperatur maksimum baterai, dibuktikan dengan nilai t-value di atas 2 dan p-value di 
bawah 0,05 pada berbagai model analisis yang digunakan.
