Transformasi Kebijakan Luar Negeri Pasca Krisis Pengungsi
Abstract
Suriah mengalami konflik yang kemudian terpaksa bermigrasi ke berbagai negara yang berdampak dengan terjadinya Krisis Pengungsi. Dengan Uni Eropa menyatakan bahwa Swedia sebagai negara yang menjadi salah satu pusat penerima pengungsi, Swedia pun terpaksa membuka pintu mereka walaupun terdapat berbagai bentuk permasalahan ketika memproses hak suaka yang di berikan untuk pengungsi tersebut. Seiring waktu, terdapat perubahan signifikan yang dihasilkan oleh imigran yang mengganggu keamanan dan kesejahteraan Swedia. Sehingga Swedia perlu merubah kebijakan hak suaka yang diberikan kepada pengungsi maupun imigran baru. Dalam pengubahan kebijakan luar negeri, Swedia menjalankan beberapa penelitian untuk membuat solusi yang memungkinkan dapat mengurangi dampak panjang dari Krisis Pengungsi. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis perilaku yang di dorong oleh sebab dan dampak yang diberikan kepada Swedia sehingga Swedia perlu membuat kebijakan baru. Sumber yang digunakan untuk mengkaji analisis tesis ini adalah dengan publikasi serta dokumen yang dirilis secara resmi dan bebas. Dengan menggunakan metode kualitatif dan dengan pendekatan Rational Actor Model Theory. Dari analisis yang telah di implementasikan, perubahan kebijakan Alien Act terjadi dikarenakan permasalahan domestik yang berkaitan dengan imigran dan adanya perubahan arah keyakinan politik yang membantu dalam mengubah kebijakan ini. Penelitian ini diharapkan membuka pola pikir akan pemerintah, perilaku masyarakat, baik pendatang maupun masyarakat asli, serta dinamika kebijakan negara.