dc.description.abstract | Jumlah sampah yang masuk ke TPST Bantar Gebang meningkat sebanyak 12%/tahun dan diperkirakan tahun 2023 TPST Bantar Gebang sudah tidak dapat menampung sampah. Pemerintah Jakarta Selatan melakukan suatu upaya untuk mengurangi sampah dengan membuat fasilitas TPST 3R yang berada di Kelurahan Grogol Selatan untuk mengolah sampah Pasar Kebayoran. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, pengumpulan sampah di TPST 3R Kelurahan Grogol Selatan dilakukan dengan jumlah yang rendah, yaitu 1-2 kali/minggu sehingga menyebabkan penumpukan sampah dan banyak yang terangkut ke TPST Bantar Gebang. Berdasarkan Permen PU Nomor 3 tahun 2013 dan SNI 19-2454-2002, bahwa pengumpulan sampah dari sumber dilakukan minimal 2 hari sekali. Oleh karena itu, dibutuhkan evaluasi dan perancangan ulang sistem pengelolaan sampah berdasarkan aspek teknis. Perubahan pada aspek teknis akan berpengaruh pada aspek lingkungan dan ekonomi. Oleh karena itu keduanya juga akan dianalisis. Perancangan sistem tersebut dianalisis dari aspek teknis dengan melakukan perancangan pada: pewadahan, pengumpulan, pemilahan, pengangkutan, dan pengolahan sampah. Aspek lingkungan dianalisis menggunakan metode LCA. Aspek ekonomi dianalisis dengan metode Return On Investment (ROI) dan Net Present Value (NPV). Pemilihan sistem terbaik akan dilakukan dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk kemudian direkomendasikan pengaplikasiannya di TPST 3R Kelurahan Grogol Selatan. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan metode AHP, skenario 2 memiliki nilai paling besar, yaitu 0,624 dengan jumlah sampah yang diolah sebesar 42% dari total keseluruhan timbulan sampah. Nilai ekonomi yang didapatkan dengan metode ROI sebesar 93,27% dan nilai NPV sebesar 3.447.889.049. Hasilnya menunjukkan skenario 2 terpilih sebagai alternatif perancangan dan direkomendasikan untuk diaplikasikan di TPST 3R Kelurahan Grogol Selatan.
Kata Kunci: Sampah Pasar, Sistem Pengelolaan Sampah, LCA, ROI, NPV | en_US |