IMPLEMENTASI ALGORITMA TABU SEARCH UNTUK PENENTUAN RUTE KOMBINASI KENDARAAN DARAT DAN DRONE PADA PEMETAAN AREA TERDAMPAK BENCANA
Date
2020-09-01Metadata
Show full item recordAbstract
Ketersediaan peta yang akurat untuk menyediakan informasi terkini mengenai kondisi area terdampak sangat diperlukan dalam situasi pascabencana sehingga bantuan dapat tersalurkan dengan cepat dan tepat. Salah satu metode pemetaan area adalah dengan menggunakan drone yang tidak terkendala oleh keadaan akses jalan sehingga mampu menjangkau area-area terdampak. Namun, dikarenakan memiliki jangkauan yang terbatas, pada praktiknya drone dikombinasikan dengan kendaraan darat agar mampu mencakup area pemetaan. Dikarenakan belum adanya model untuk permasalahan ini, maka penelitian ini bertujuan untuk memodelkan permasalahan operasi pemetaan dengan drone yang mampu bekerja secara kooperatif sekaligus mengetahui metode penyelesaian yang sesuai untuk diaplikasikan dan mengetahui bentuk strategi operasi pemetaan yang paling efektif. Penelitian ini mengusulkan pemodelan permasalahan ini ke dalam 2EVRP (Two-Echelon Vehicle Routing Problem) untuk penentuan kombinasi rute kendaraan darat dan drone. Model ini kemudian disebut sebagai Two-Echelon Cooperated Vehicle Routing Problem-Mapping Operation with Drones (2ECOVRP-MOD). Metode yang digunakan adalah algoritma metaheuristik Tabu Search (TS) dengan melakukan eksperimen pada metode inisialisasi solusi Random dan Nearest Neighbor (NN). Berdasarkan hasil pengolahan data, model 2ECOVRP-MOD dapat diselesaikan dengan algoritma TS. Metode inisialisasi solusi NN juga lebih direkomendasikan sebagai metode yang digunakan sebagai solusi awal. Analisis lebih mendalam terkait skenario operasi juga dilakukan dengan mempertimbangkan titik awal operasi yang terpusat di satu lokasi dan tersebar di beberapa lokasi. Hasil eksperimen menunjukkan operasi pemetaan dengan titik operasi tersebar di beberapa lokasi lebih efektif dibandingkan operasi pemetaan terpusat dengan satu titik kumpul utama. Operasi pemetaan menyebar dapat menghemat waktu hingga 210,892 menit atau 3 jam 31 menit dibandingkan dengan operasi pemetaan terpusat.