PERANAN MANAJEMEN FUNGSI FUEL OPERATION & OPTIMIZATION (FOO) DALAM MEMPERTAHANKAN PRODUKSI KILANG
Abstract
Sebagai pekerjaan rutin, saya diberi kepercayaan untuk mengerjakan dashboard pengolahan semua unit pengolahan milik PT PERTAMINA (PERSERO) yaitu RU II Dumai & Sungai Pakning, RU III Plaju, RU IV Cilacap, RU V Balikpapan, RU VI Balongan, dan RU VII Kasim. Pengisian data dilakukan dengan cara menginput data produksi H-1 tiap unit yang memproduksi bahan bakar. Unit – unit tersebut dibagi menjadi dua kategori, yaitu unit primer dan sekunder. Data produksi dalam satuan MBSD (Million Barrel per Stream Day) akan dicocokkan dengan data STS (Short term survey). Jika data produksi lebih kecil 10% dari data STS, maka indikator warna merah akan muncul, jika data produksi lebih kecil 5% dari data STS, maka indikator warna kuning akan menyala, jika data produksi lebih besar dari data STS, maka indikator warna hijau akan menyala. Data STS ditentukan melalui beberapa proses, yaitu rapat RCC (Refinery Coordination Committee) yang diadakan oleh VP Operation Planning & Optimization dengan penanggung jawab fungsi Planning & Controlling dan diikuti oleh Fungsi Fuel Operation Optimization; Fungsi bagian Process Engineering (yang dibawahi oleh VP Process Facility); Fungsi Crude Operation – ISC (Integrated Supply Chain); Product Operation – ISC dan Supply Scheduling - ISC, Rapat Optimasi Hilir yang diadakan oleh VP Supply Chain Planning & Optimization dengan penanggung jawab Fungsi Integrated Supply Optimization dan Rapat Master Program yang diadakan oleh VP Supply Chain Planning & Optimization dengan penanggung jawab Fungsi Supply Scheduling