dc.description.abstract | Di dalam Kilang PT. Pertamina Unit VI Balongan terdapat berbagai macam unit pengolahan, salah satunya adalah RCC (Residue Catalyst Cracking). Di dalam unit RCC terdapat pompa yang sangat critical, dimana sistem pompa ini tidak boleh gagal dalam menjalankan tugasnya, dikarenakan akan berdampak pada pemberhentian kilang secara total atau shutdown. Pompa tersebut yaitu pompa 15-P-102. Pompa 15-P-102 terdiri dari tiga pompa, yaitu Pompa 15-P-102A/B dan 15-P-102C. Sejak pertama kali kilang ini beroperasi, ketiga pompa ini selalu bermasalah, permasalahan tersebut yaitu pompa tidak dapat beroperasi sesuai yang diharapkan. Hal tersebut muncul akibat dari fluida kerjanya yang dialirkan mengandung katalis dan merupakan fluida berat atau slurry fluid. Sehingga, bersifat abrasive pada komponen-komponen yang terdapat di dalam pompa. Pompa yang terpasang pada pondasi ini hanya bertahan kurang lebih selama delapan hingga sembilan bulan, yang seharusnya dapat bertahan dua hingga tiga tahun. Oleh karena itu, penulis melakukan analisa berdasarkan data kerusakan pada ketiga pompa untuk mendapatkan parameter yang akan digunakan sebagai acuan dalam merancang strategi perbaikan. Berdasarkan hasil analisa, Pompa 15-P-102 memiliki nilai efisiensi sebesar 38% (turun sebesar 20.5%), hal tersebut dikarenakan tidak sesuainya fluida kerja yang digunakan pada pompa. Sehingga, terjadi kerusakan komponen didalam pompa dan mengakibatkan turunnya efisiensi. Selain itu, untuk mentukan strategi perawatan pada Pompa 15-P- 102 A/B/C, dapat menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) untuk mentukan prioritas komponen mana yang akan dilakukan perbaikan terlebih dahulu. Setelah itu, kita dapat mengetahui jenis material dan sistem flushing apa yang tepat untuk dioperasikan pada pompa. | en_US |