Desain Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya pada Gedung Institusi Pendidikan (Studi Kasus SD INTIS School Balikpapan)
Abstract
Pada tugas akhir ini, dilakukan penentuan desain sistem PLTS yang cocok digunakan pada gedung institusi pendidikan. Penentuan desain sistem PLTS yang cocok akan dianalisa diantara ketiga sistem PLTS yang umum digunakan. Ketiga sistem tersebut adalah sistem PLTS secara off-grid, on-grid, serta hybrid. Ketiga sistem PLTS yang akan dianalisa, terlebih dahulu akan ditentukan kapasitas pemakaian setiap komponennya. Kapasitas komponen yang ditentukan berupa sudut kemiringan panel surya, daya keluaran inverter, kapasitas penyimpanan energi baterai, daya pembangkitan panel surya, serta arus pengecasan solar charge controller. Penentuan kapasitas komponen bergantung kepada daya beban listrik perjam, kondisi intensitas matahari, serta suhu lingkungan area panel surya setiap tahunnya. Kapasitas komponen yang didapatkan akan disesuaikan kembali dengan parameter input serta output pada setiap komponen yang digunakan. Setelah semua kapasitas komponen ditentukan, akan dihitung nilai keekonomian setiap sistem untuk melihat sistem PLTS yang dapat menghemat biaya konsumsi listrik dari PLN. Dari ketiga sistem PLTS yang dianalisa, didapatkan sistem PLTS secara on-grid yang dapat menghemat pengeluaran listrik dari PLN. Penghematan ini terjadi karena biaya energi yang diperlukan pada PLTS on-grid sebesar Rp 559/kWh. Dibanding biaya listrik PLN sebesar Rp 900/kWh pada tipe beban S-2, sistem PLTS secara on-grid dapat menghasilkan penghematan hingga Rp 134.380.774 selama 25 tahun pemakaian. Kegagalan sistem PLTS off-grid dan hybrid dalam menghemat pengeluaran dari PLN diakibatkan oleh biaya pengadaan baterai yang jauh lebih mahal dibandung komponen lainnya. Oleh karena itu sistem PLTS secara on-grid mampu menghadirkan sumber energi yang ramah lingkungan serta menghemat biaya pemakaian listrik tahunan pada aplikasi kelistrikan gedung institusi pendidikan.