Show simple item record

dc.contributor.authorKhairunnisa, Elfira Vathia
dc.date.accessioned2021-01-06T18:11:38Z
dc.date.available2021-01-06T18:11:38Z
dc.date.issued2020-12-29
dc.identifier.urihttps://library.universitaspertamina.ac.id//xmlui/handle/123456789/2607
dc.description.abstractMeningkatnya permintaan produk baja galvanis di Indonesia memberikan peluang bagi perusahaan pemroduksi baja galvanis untuk memenuhi permintaan tersebut. Untuk menjamin keberlangsungan proses produksi, perusahaan wajib memastikan ketersediaan bahan baku. Namun, menjamin ketersediaan bahan baku merupakan tantangan tersendiri bagi setiap perusahaan. Bagi perusahaan, memiliki persediaan bahan baku yang terlalu banyak dapat menyebabkan biaya persediaan yang besar, sedangkan jika persediaan bahan baku yang terlalu sedikit dapat menghambat proses produksi. PT. Fumira merupakan salah satu perusahaan galvanis di Indonesia memerlukan bahan baku Cold Rolled Coil untuk memproduksi baja galvanis lapis seng dan baja galvanis lapis warna. Kemudian, untuk melakukan pengendalian persediaan bahan baku, PT. Fumira memerlukan metode yang dapat memberikan gambaran berapa kuantitas pemesanan yang perlu dilakukan dan berapa kuantitas barang yang harus disimpan dalam setiap periodenya. Metode Min-Max adalah metode pengendalian persediaan yang bertujuan untuk menghitung berapa kuantitas pemesanan ideal, kuantitas persediaan yang disimpan, dan frekuensi pemesanan yang dilakukan dalam rangka memperkecil biaya persediaan. Metode Min-Max sudah banyak digunakan dan terbukti dapat membantu perusahaan dalam mengelola persediaan. Kelebihan dari Metode Min-Max adalah perhitungan persediaan pada kondisi minimum dan maksimum, sehingga perusahaan dapat mengetahui batas atas dan batas bawah persediaan. Kerja praktik di PT. Fumira ini, menggunakan metode Min-Max untuk melakukan pengendalian persediaan CRC 0.2 mm dengan ukuran lebar 762 mm dan CRC 0.2 mm dengan ukuran lebar 914 mm. Selanjutnya, hasil eksperimen menunjukkan bahwa produk CRC 0.2 mm dengan ukuran lebar 762 mm memerlukan persediaan minimum sebesar 354 ton, persediaan maksimum sebesar 507 ton, safety stock sebesar 93 ton dan kuantitas pemesanan ideal sebesar 823 ton dengan total biaya persediaan adalah Rp. 55,193,056,830. Sementara untuk produk CRC 0.2 mm dengan ukuran lebar 914 mm memerlukan persediaan minimum sebesar 1,617 ton, persediaan maksimum sebesar 1,632 ton, safety stock sebesar 15 ton dan kuantitas pemesanan ideal sebesar 3,234 ton dengan total biaya persediaan sebesar Rp. 192,712,528,627. Dalam hal ini, Metode Min-Max dapat mengurangi biaya persediaan CRC 0.2 mm dengan ukuran lebar 762 mm sebesar Rp. 1,975,811,600 dan produk CRC 0.2 mm dengan ukuran lebar 914 mm sebesar Rp. 1,291,292,891.en_US
dc.subjectMetode Min-Max, Pengendalian Persediaan, Persediaan Minimum, Persediaan Maksimum, Safety Stock, Pemesanan Ideal, Total Biaya Persediaanen_US
dc.titleAnalisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku dengan Metode Min-Max di PT. Fumiraen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record