dc.description.abstract | Pada Desember 2018 hingga April 2019, Sudan telah mengalami krisis politik yang
menyebabkan penggulingan pemimpin otoriter Presiden Omar Al-Bashir. Kesulitan
ekonomi masyarakat menjadi salah satu faktor krisis politik tersebut. Krisis politik
tersebut memungkinkan munculnya berbagai macam kepentingan maupun
intervensi yang melibatkan banyak aktor, salah satunya yakni Arab Saudi sebagai
komunitas internasional yang memiliki kepentingan terhadap Sudan. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana kepentingan geopolitik Arab
Saudi dalam krisis politik di Sudan tahun 2018-2019 melalui dukungannya terhadap
Transitional Military Council (TMC). Melihat geografis Sudan yang dinilai
strategis bagi Arab Saudi, terutama letaknya yang berada di sepanjang Laut Merah,
penelitian ini menggunakan perspektif geopolitik yang didukung dengan konsep
kebijakan luar negeri untuk melihat bagaimana kepentingan Arab Saudi terhadap
Sudan melalui kebijakan-kebijakannya dalam krisis politik tersebut. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan menjabarkan dan
mendekripsikan penelitian melalui studi literatur atau pengumpulan data-data dari
berbagai sumber dan literatur yang relevan dengan pembahasan. Terdapat beberapa
kepentingan strategis yang berusaha dipertahankan oleh Arab Saudi di Sudan pasca
penggulingan Presiden Bashir dan masa transisi pemerintahan. Sebagai kekuatan
regional, Arab Saudi juga memainkan perannya dalam memperkuat pengaruh
geopolitik di kawasan Middle East and North Africa (MENA), khususnya untuk
menjaga stabilitas politik dan keamanan di Laut Merah. | en_US |