RANCANG BANGUN PENGENDALI TETESAN INFUS BERBASIS INTERNET OF THINGS MENGGUNAKAN METODE LOGIKA FUZZY
Abstract
Pemberian cairan melalui infus intravena membutuhkan ketelitian dalam pemasangan maupun penggantian cairan infus karena berhubungan langsung dengan pembuluh darah vena. Kecepatan laju tetesan cairan infus yang masuk ke dalam pembuluh darah memanfaatkan gravitasi dan keseimbangan tekanan. Besarnya tekanan dapat mempengaruhi kecepatan aliran infus yang dipengaruhi oleh jenis cairan yang digunakan dan volume tabung infus, sehingga seiring dengan berjalanya waktu kecepatan laju tetesan infus dapat mengalami perubahan. Oleh sebab itu diperlukan pemantauan dan pengendalian secara berkala agar kecepatan laju tetesan cairan infus tetap stabil untuk menghindari terjadinya komplikasi, salah satunya yaitu emboli udara.Sistem pengendali tetesan infus memanfaatkan teknologi Internet of Things menggunakan mikrokontroler NodeMCU dan terdiri dari empat sistem utama yaitu sistem pendeteksi dan pengukur tetesan infus menggunakan modul sensor IR Obstacle Avoidance , sistem pengatur scroll infus untuk mengatur kecepatan tetesan cairan infus secara otomatis menggunakan motor servo MG995 dengan metode kontrol fuzzy saat mendapatkan perintah dari push button pada perangkat maupun aplikasi Blynk pada smartphone, sistem pemantauan dan kontrol pada aplikasi Blynk untuk mendapatkan informasi kondisi tetesan infus dari jarak jauh secara real time, dan sistem notifikasi serta proteksi terhadap tidak adanya tetesan cairan infus yang menetes dalam rentang waktu tertentu dengan memberikan pop up notifikasi pada aplikasi Blynk kemudian motor servo akan memperkecil diameter selang infus secara maksimal sebagai pencegahan udara masuk ke dalam pembuluh darah. Berdasarkan hasil pengujian unjuk kerja alat rancang bangun pengendalian tetesan infus menggunakan metode logika fuzzy mampu mengendalikan dan mempertahankan tetesan cairan infus yang memiliki perbedaan viskositas dengan maksimal tingkat kesalahan memenuhi standar FDA (Food Drug Administration). Untuk cairan kristaloid yang digunakan yaitu Sodium Chloride dengan tingkat kesalahan 0.93% pada 20 tpm, 1.26% pada 30 tpm, dan 1.1% 40 tpm. Untuk cairan koloid yang digunakan yaitu cairan Gelatifus dengan tingkat kesalahan 1.06% pada pada 20 tpm, 1.16% pada 30 tpm dan 1.28% pada 40 tpm. Performa unjuk kerja alat pengendalian secara IoT dipengaruhi oleh kecepatan respon perangkat dengan hasil pengujian rata-rata delay yang diperoleh perangkat ini pada jaringan 3G sebesar 2.18 detik, jaringan 4G sebesar 1.06 detik dan jaringan LAN sebesar 0.96 detik.