Fungsi International Atomic Energy Agency (IAEA) dalam Mitigasi Bencana Nuklir Fukushima Daiichi di Jepang Tahun 2012-2018
Abstract
Energi selalu merupakan hal yang sangat penting dan diperlukan oleh
negara-negara dalam memenuhi kepentingan masyarakatnya. Namun, dengan
semakin berkembangnya teknologi, kepedulian lingkungan, atau kebutuhan
manusia akan energi ramah lingkungan, negara mulai berorientasi kepada transisi
energi. Jepang merupakan salah satu negara yang berorientasi pada transisi untuk
lebih mendayagunakan energi non-konvensional, terutama nuklir. Seperti yang
dilakukan oleh Jepang, mereka mengalami transisi dari penggunaan energi
konvensional ke energi non-konvensional. Dalam pengembangan energi nonkonvensional, Jepang juga mengalami permasalahan yang berdampak langsung
terhadap keamanan masyarakatnya. Hal ini dapat terlihat ketika bencana nuklir
Fukushima Daiichi menimpa Jepang pada tahun 2011. Bencana ini menarik
perhatian dunia, disamping karena adanya bencana tsunami yang terjadi. Negaranegara dan organisasi internasional memberikan perhatian mereka, dan salah satu
organisasi internasional yang melihat permasalahan nuklir ini adalah International
Atomic Energy Agency atau IAEA. Penelitian ini bermaksud untuk menganalisis
fungsi dari IAEA dalam mitigasi bencana nuklir Fukushima Daiichi. Penulis
menggunakan teori yang dikemukakan oleh Clive Archer mengenai organisasi
internasional, kemudian konsep Disaster Management oleh Kentaro Nishimoto.
Dalam menjalankan fungsinya, IAEA bekerja sama dengan Pemerintah Jepang
dengan menggunakan tenaga ahli dan alat-alat serta informasi yang diperlukan
untuk memitigasi bencana nuklir sesuai dengan beberapa fungsi yang dijabarkan
oleh Cliver Archer mengenai Organisasi Internasional di antaranya adalah Rule
Making, Rule Application, Information, Socializations, dan Operations.