STUDI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DI PT KERTAS PADALARANG

Abstract

Negara Indonesia dalam proporsi ekonominya dapat dikategorikan sebagai sebuah negara industri Hal ini dikarenakan sektor industri merupakan kontributor terbesar bagi perekonomian nasional dengan sumbangannya mencapai lebih dari 20 persen. Salah satu kegiatan industri yang berjalan di Indonesia adalah industri kertas. Pabrik kertas ini merupakan salah satu industri yang menghasilkan limbah cair pada setiap akhir proses produksinya. Apabila limbah cair tersebut tidak ada pengolahan, maka hal ini akan memiliki dampak terhadap lingkungan di sekitar pabrik tersebut. Dampak tersebut bisa berupa tercemarnya sistem pengairan pada daerah sekitar pabrik. Salah satu industri kertas yang terdapat di Indonesia merupakan PT Kertas Padalarang. Oleh karena itu, PT Kertas Padalarang dalam kegiatan produksinya menghasilkan limbah salah satunya limbah cair. Sehingga, PT Kertas Padalarang memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah. Hal ini digunakan dalam mengolah limbah cair PT Kertas Padalarang terlebih dahulu yang selanjutnya dialirkan menuju lingkungan sekitar. Kerja praktik dilakukan di PT Kertas Padalarang dengan tujuan meningkatkan pengetahuan mengenai penerapan pengolahan limbah cair yang dilakukan oleh PT Kertas Padalarang serta mengetahui kendala yang ada dalam melakukan pengolahan limbah cair pada PT Kertas Padalarang. PT Kertas Padalarang setiap harinya menghasilkan limbah cair dengan debit sebesar 4500 m3 setiap harinya. Oleh karena itu, PT Kertas Padalarang memiliki suatu instalasi pengolahan limbah cair. Instalasi Pengolahan Limbah Cair yang terdapat pada PT Kertas Padalarang terdiri dari 8 kolam yang saling berhubungan. Kolam tersebut memilki bentuk persegi dengan dimensi sebagai berikut: panjang 30 meter, lebar 3,5 meter, serta ketinggian sebesar 2 meter. Instalasi tersebut memiliki kendala yaitu dalam melakukan penyedotan lumpur menggunakan metode manual atau dengan kata lain dengan menggunakan pompa yang terkadang tidak berfungsi. Kendala selanjutnya berupa belum adanya pengolahan warna yang berasal dari limbah pewarna. Selama ini, hanya dilakukan penggunaan ulang terhadap limbah pewarna tersebut