ANALISIS POTENSI SERASAH (SAMPAH RANTING KAYU DAN DAUN) DAN SAMPAH SISA MAKANAN SEBAGAI BAHAN BAKU REFUSE DERIVED FUEL (RDF) DI KOTA DEPOK
Abstract
Penelitian ini mengenai pemanfaatan sampah menjadi bahan bakar alternatif menggunakan teknologi RDF. Tujuan dari penelitian Tugas Akhir ini adalah menguji kualitas RDF pelet hasil pencampuran serasah dan sisa makanan pada berbagai variasi komposisi dan menganalisis potensi serasah dan sisa makanan sebagai bahan baku RDF pelet. Parameter kualitas RDF yang diuji adalah densitas, kadar air, kadar abu, nilai kalor, dan kandungan organik dalam sampel, serta melihat titik pembakaran dan pengurangan massa sampel menggunakan pengujian Thermogravimetric Analysis (TGA). Hasil uji kualitas RDF pelet tersebut digunakan sebagai dasar pemilihan variasi komposisi terbaik, yang dianalisis menggunakan metode Kepner Tregoe Decision Analysis (KTDA). Diperoleh sampel SM-25 dengan komposisi 75% serasah : 25% sisa makanan sebagai variasi komposisi terbaik untuk dijadikan RDF pelet dengan nilai kalor, kadar air, dan kadar abu secara berurutan sebesar 20,94 MJ/kg, 11%, dan 6,25%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa, jika dibandingkan dengan standar kualitas RDF pada industri semen, sampel SM-25 memiliki nilai kalor yang tinggi, mudah menyala karena memiliki nilai kadar air yang rendah, dan memiliki potensi yang rendah dalam menghasilkan kerak pada tungku pembakaran karena nilai abu yang rendah. Pengujian densitas pada sampel SM-25 menghasilkan nilai sebesar 2.277,1 kg/m³. Pengujian thermogravimetry sampel SM-25 menunjukkan penurunan massa sebesar 5% pada suhu 63°C karena pengurangan kadar air, dan penurunan massa terbesar, yaitu 75%, terjadi pada suhu 300°C, sebelum akhirnya sampel memiliki massa yang stabil. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya potensi sampah makanan yang merupakan komposisi terbesar dari sampah domestik, sebagai bahan baku RDF.