GEOPOLITIK ENERGI DALAM KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT PADA KRISIS PRESIDENSIAL VENEZUELA TAHUN 2019
Abstract
Ketegangan telah meningkat antara Amerika Serikat dan Venezuela, tepatnya pada krisis presidensial Venezuela yang terjadi pada tahun 2019. Sebagai respons dari krisis tersebut, Amerika Serikat mengeluarkan kebijakan luar negeri untuk mengakui Juan Guaido, pemimpin Majelis Nasional, sebagai Presiden Sementara Venezuela. AS menyatakan bahwa pemerintah otoriter Maduro tidak sah, dan tidak mampu mangatur perekonomian Venezuela, khususnya dalam mengelola sumber daya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana geopolitik energi dijadikan konsiderasi dalam kebijakan luar negeri yang digunakan AS pada krisis tersebut. Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan kerangka pemikiran yang melibatkan konsep Geopolitik Energi dan Kebijakan Luar Negeri. Di akhir analisis, peneliti mendapati bahwa meskipun AS mengeluarkan respons dalam bentuk kebijakan luar negeri, namun tindakan ini mengarah pada kepentingannya terhadap energi. Venezuela pada dasarnya memiliki peran strategis terhadap pemenuhan energi AS terkait dengan cadangan minyak yang dimilikinya dan letak geografis negara tersebut. Kepentingan untuk mengontrol minyak Venezuela ini kemudian dijewantahkan di dalam kebijakan pengakuan terhadap Guaido, yang bertindak sebagai rencana jangka panjang. Kontrol yang diintensikan Amerika Serikat dimaksudkan agar pemerintah Venezuela mengeluarkan kebijakan terkait energi yang lebih bersahabat terhadap AS.