STUDI KEBUTUHAN AIR BERSIH DI KECAMATAN KEI KECIL TIMUR, KABUPATEN MALUKU TENGGARA, PROVINSI MALUKU
Abstract
Permasalahan yang dikaji dalam kerja praktik kali ini adalah perencanaan sistem penyediaan air baku di daerah Kecamatan Kei Kecil Timur, Kabupaten Maluku Tenggara. Tujuan kerja praktik ini adalah untuk mengevaluasi ketersediaan debit andalan sungai dengan total kebutuhan air bersih untuk penduduk dan mempelajari mekanisme perencanaan jaringan perpipaan distribusi untuk daerah layanan. Data dalam kegiatan kerja praktik ini diperoleh dari hasil perhitungan, survey lokasi dan data sekunder BMKG Stasiun Tual II Ambon. Hasil kerja praktik menunjukkan bahwa proses estimasi besaran debit andalan suatu DAS Madwaer (Tenbuk) menggunakan metode FJ Mock dengan konsep water balance didapat nilai dari debit DAS Madwaer adalah 215 lt/s, hal tersebut telah mencukupi kebutuhan air bersih di daerah Kecamatan Kei Kecil Timur sedangkan mekanisme jaringan perpipaan distribusi sepanjang 15.105 m pada tahap perencanaan tersebut meliputi pengukuran panjang pipa rencana, analisis kontur elevasi tanah, penggambaran layout jaringan perpipaan, serta pembuatan RAB. Perencanaan jaringan distribusi menggunakan software EPANET, microsoft excel, Global Mapper, Google Earth Pro serta AutoCad. Selain mempertimbangkan debit kebutuhan air dan elevasi tanah, perencanaan diameter serta panjang pipa distribusi juga mempertimbangkan anggaran dan kondisi eksisting lapangan. Saran dari kerja praktik ini adalah pada saat merencanakan pipa distribusi perlu adanya pertimbangan beberapa hal agar tingkat akurasi perhitungan perencanaan lebih baik, sebagai contoh dengan membuat berbagai alternatif jaringan pipa distribusi dengan memperhitungkan diameter dan panjang pipa yang paling optimal dan menggunakan perhitungan manual sebelum dilakukan simulasi software EPANET, lalu perlu dipertimbangkan untuk membangun instalasi pengolahan air dan rumah pompa agar pelayanan distribusi dapat berjalan maksimal, pemakaian pompa perlu dilakukan pada ID pipe 13 agar kecepatan bisa memenuhi > 0,3 m/s dan jika kondisi sudah normal, akan lebih baik seluruh tim dapat survey ke lapangan.