dc.description.abstract | Pandemi global yang diakibatkan oleh penyakit yang dinamakan Coronavirus Disease (Covid-19) telah diumumkan oleh WHO di tanggal 30 Januari 2020. Wabah tersebut menimbulkan permasalahan lain yaitu adanya peningkatan signifikan limbah medis. Rumah sakit X merupakan rujukan masyarakat yang terpapar Covid-19 di wilayah Jakarta Timur. Rumah sakit telah menerapkan sistem pengelolaan limbah padat medis dengan pihak ketiga sebagai pengolah akhir limbah. Diketahui timbulan limbah medis terbesar di tahun 2018 adalah sekitar 150 kg/bulan. Sejak rumah sakit menjadi rujukan pasien Covid-19 di bulan Mei 2020 hingga data terbaru yag didapatkan selama perancangan bulan Maret 2021 diketahui timbulan limbah beragam berkisar 25 kg/hari hingga 192,3 kg/hari. Dapat terlihat adanya peningkatan jumlah timbulan limbah medis secara signifikan sejak sebelum dan sesudah pandemi Covid-19. Karakteristik limbah medis yang dihasilkan sebelum dan sesudah terlihat adanya keseragaman seperti benda tajam, jaringan tubuh, sitotoksis, limbah bahan kimia dan farmasi, dan limbah infeksius. Terlihat adanya penambahan komposisi limbah infeksius serta adanya perbedaan tren komposisi seperit limbah yang berasal dari APD (baju hazmat), masker, sarung tangan, pelindung kepala medis, perban bekas, alat suntik dan infus serta pelatan makan dan minum pasien yang terpapar Covid-19 yang terbuat dari plastik dan kertas dan alat bekas swab dan rapid test. Sistem pengelolaan limbah medis di rumah sakit X telah dilakukan mulai dari pemilahan dan pengurangan, pengemasan dan pewadahan, serta tempat penyimpanan sementara limbah B3. Setelah dilakukan analisis masih ditemukan adanya ketidaksesuaian dengan regulasi. Sehingga dilakukan rekomendasi sistem pengelolaan limbah padat medis yang sesuai. Selain itu dilakukan perancangan pengolahan akhir limbah dengan metode Analytic Hierarchy Process. | en_US |