Show simple item record

dc.contributor.authorFebriansya, Ega Syanaz
dc.date.accessioned2021-07-30T03:10:35Z
dc.date.available2021-07-30T03:10:35Z
dc.date.issued2021-02-10
dc.identifier.citationAPA styleen_US
dc.identifier.urihttps://library.universitaspertamina.ac.id//xmlui/handle/123456789/4030
dc.description.abstractSetiap perusahaan sering dihadapkan dengan sebuah risiko yaitu suatu hal yang mejelaskan ketidakpastian dalam suatu peristiwa dan dalam rentang waktu yang tidak pasti, risiko selalu menjadi permasalahan utama dalam perusahaan karena setiap perusahaan memiliki risikonya masing-masing. Risiko biasa dikaitkan dengan hal yang negative seperti bahaya, ancaman, musibah, dan kerugian. Dalam perusahaan, suatu risiko bisa membahayakan citra sebuah perusahaan, setiap risiko dapat dihindari dengan strategi dan dikelola dengan baik. Setiap risiko dalam perusahaan dapat membahayakan citra dari perusahaan tersebut, baik risiko internal maupun eksternal. Mengatasi risiko dalam suatu perusahaan dapat dilakukan dengan manajemen. Kegiatan manajemen dalam suatu perusahaan merupakan hal yang yang wajib untuk dilakukan, kegiatan manajemen meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Menurut George R. Terry (1997) Manajemen perusahaan merupakan suatu proses yang terdiri dari planning, organizing, actuating, dan controlling. Proses manajemen berlaku untuk seluruh kegiatan yang ada didalam perusahaan karena seluruh kegiatan memiliki proses dalam pengerjaannya. Tidak terkecuali dalam produksi pemberitaan, dalam pembuatan berita suatu perusahaan perlu juga dilakukan proses manajemen yaitu manajemen pemberitaan. Dikutip dari POAC milik George R. Terry oleh Kustadi Suhandang, proses dalam pembuatan berita meliputi perencanaan, pengorganisasian, dan penggerakan agar berita dapat tersampaikan dengan jelas. Berita yang tersampaikan dengan jelas akan mudah dikonsumsi oleh masyarakat dan terhindar dari respon yang negative. Citra sebuah perusahaan akan bergantung dengan berita yang tersebar di media, jika berita positif maka citra perusahaan akan semakin bagus, sebaliknya jika berita negative yang beredar maka akan menurunkan citra nama baik perusahaan. Pengertian media menurut Bovee (1997) media merupakan sebuah alat yang memiliki fungsi untuk menyampaikan pesan. Media terus mengalami perubahan seiring dengan dengan berkembangnya teknologi. Menurut Schramm ia berpendapat bahwa media merupakan teknologi yang digunakan untuk menyampaikan atau membawa pesan yang dapat dimanipulasi, dibaca, dilihat, dan didengar oleh orang. Teknologi saat ini membuat informasi semakin mudah untuk dikonsumsi yang dulunya informasi hanya bisa diakses melalui mulut ke mulut, media cetak, radio, dan televisi, berkat kemajuan teknologi kini informasi dapat diakses setiap hari dan setiap saat dengan menggunakan handphone genggam masing-masing. Banyak media cetak yang melebarkan sayapnya ke media online, contohnya seperti koran online yang bisa diakses dengan menggunakan jaringan data di handphone. Media memiliki kekuatan besar dalam menggiring opini masyarakat, berita negative mengenai suatu perusahaan akan membahayakan citra dari perusahaan tersebut. Berita menurut Nasution (2008) ialah laporan dari peristiwa atau kejadian yang menarik, aktual, dan hangat untuk disajikan kepada khalayak. Terdapat 7 jenis berita menurut Sumadiria, yaitu straight news, depth news report, comprehensive report, interpretative report, feature, investigative reporting, dan editorial. Para wartawan memiliki istilah yaitu berita buruk adalah berita yang bagus, yang dimaksud dari berita bagus ialah berita yang lebih menarik dan diminati oleh orang, berita buruk memiliki frekuensi yang lebih tinggi. Berita yang layak untuk disajikan kepada khalayak ialah berita yang memiliki nilai keluarbiasaan, kebaruan, akibat, aktual, kedekatan, informasi, konflik, orang penting, ketertarikan manusiawi, dan mengejutkan. Jika sudah sesuai dengan nilai tersebut maka berita sudah layak untuk disajikan kemasyarakat. Dalam suatu organisasi, salah satu cara menjaga citra perusahaan ialah dengan melakukan media monitoring, kegiatan tersebut merupakan salah satu tugas dari divisi hubungan masyarakat yang bertugas untuk mengawasi berita di media cetak, televisi, radio, dan online. Berita yang beredar di media seputar perusahaan harus di evaluasi kemudian dikategorikan kedalam berita positif atau negatif dan menyangkut nama baik perusahaan. Di era modern saat ini penggunaan media sosial banyak sekali dimanfaatkan oleh perusahaan sebagai salah satu sumber informasi yang cepat dan terbaru. Sosial media memberikan banyak manfaat bagi perusahaan seperti menjadi sarana informasi, penjualan produk, dan meningkatkan brand awareness maupun user engagement bagi konsumen. Media monitoring akan sangat efektif untuk menjadi tolak ukur seberapa besar pengaruh produk atau konten kita di sosial media kepada publik. Selain Media Monitoring, jumpa pers bisa digunakan agar pemberitaan mengenai perusahaan bisa sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Jumpa pers atau biasa disebut dengan press release adalah bentuk suatu kegiatan Humas yang ditujukan kepada pihak media untuk menyebarkan berita kepada masyarakat luas (Djaya, 1985). Humas bisa menentukan berita apa yang bisa diangkat oleh media dengan membuat kegiatan jumpa pers, dengan begitu berita yang beredar bisa dikendalikan oleh perusahaan. Pers sendiri menurut Gamle ialah dimana media berfungsi sebagai penyalur atau sarana dalam memperluas jangkauan proses penyampaian suatu pesan. UUD No. 40 Tahun 1999 menjelaskan bahwa kegiatan pers ialah lembaga komunikasi yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi yang disertai dengan data kemudian disebarluaskan melalui media cetak ataupun media elektronik. PT Angkasa Pura I (Persero) Balikpapan merupakan perusahaan BUMN yang bergerak dibidang jasa pelayanan kebandarudaraan, salah satunya bandara di Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan. Humas dari PT Angkasa Pura I (Persero) Balikpapan bertugas untuk menjaga nama baik dari Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, maka dari itu penting sekali untuk melakukan manajemen pemberitaan dalam perusahaan untuk mengantisipasi berita negative. Dalam produksi konten yang dilakukan oleh PT. Angkasa Pura I (Persero) Balikpapan hasilnya berupa berita yang diangkat dari jumpa pers dengan tujuan untuk memudahkan media dalam meliput berita di Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan dan meminimalisir pemberitaan negative terhadap perusahaan. Sebagai salah satu perusahaan yang menyediakan jasa bagi masyarakat umum, berita dapat beredar setiap harinya karena Bandar Udara terus beroperasi meski dalam masa pandemic saat ini. Dalam masa pandemic Covid-19, Bandar Udara menerapkan protokol kesehatan sesuai dengan aturan dari pemerintah untuk mengurangi kerumunan bagi penumpang. Namun masih ada beberapa oknum yang menyebarkan berita mengenai Bandar Udara yang tidak menerapkan protokol kesehatan melalui sosial media. Manajemen pemberitaan perlu dilakukan agar dapat mencegah beredarnya pemberitaan yang tidak benar atau hoaks di lingkungan Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan untuk menjaga citra nama baik dari PT. Angkasa Pura I (Persero) Balikpapan.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherUniversitas Pertaminaen_US
dc.subjectMedia Management, Humas, Beritaen_US
dc.titlePROSES MANAJEMEN PRODUKSI PEMBERITAAN BANDAR UDARA INTERNASIONAL SULTAN AJI MUHAMMAD SULAIMAN SEPINGGAN – BALIKPAPAN OLEH PT. ANGKASA PURA Ien_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record