Show simple item record

dc.contributor.authorFatimah, Rapika Pertiwi Nurul
dc.date.accessioned2021-09-07T03:53:06Z
dc.date.available2021-09-07T03:53:06Z
dc.date.issued2021-09-07
dc.identifier.urihttps://library.universitaspertamina.ac.id//xmlui/handle/123456789/4376
dc.descriptionSaat ini, transportasi menjadi faktor utama dan strategis untuk memperlancar roda pemerintahan dan perekonomian suatu negara. Indonesia merupakan negara dengan wilayah terbesarnya adalah perairan. Sehingga transportasi yang cocok untuk menghubungkan wilayah Indonesia adalah transportasi darat dan laut. Transportasi udara memiliki keungulan dari segi waktu tempuh perjalanan. Maka dapat dikatakan bahwa transportasi udara merupakan pilihan yang tepat untuk dikembangkan. Pada tahun 2019, pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur secara resmi diumumkan oleh pemerintah. Terdapat berbagai alasan yang menjadi dasar pemerintah untuk akhirnya memutuskan memindahkan ibu kota. Salah satunya karena Kalimantan Timur adalah provinsi yang sangat potensial dengan perkembangan yang tinggi di berbagai sektor. Salah satunya adalah Kota Balikpapan yang menjadi kota jasa dan industri. Letaknya yang strategis membuat perkembangan di Balikpapan lebih baik dibandingkan kota-kota lain di Kamlimantan Timur. Peningkatan perekonomian Provinsi Kalimantan Timur yang semakin baik, ditandai dengan adanya peningkatan keluar–masuk penumpang/barang menuju ke Kaltim. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di provinsi ini juga terus meningkat setiap tahunnya, sehingga dibutuhkan pengembangan sarana dan prasarana pada transportasi, terutama transportasi udara agar peningkatan perekonomian daerah semakin signifikan. Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan adalah bandara yang dimiliki oleh Kota Balikpapan. Bandara ini dapat melayani penumpang yang ingin melakukan perjalanan domestik dan internasional di Kalimantan Timur. Bandara SAMS Sepinggan akan diproyeksikan untuk menjadi salah satu gerbang utama menuju ibu kota yang baru. Berdasarkan data statistik, jumlah penumpang di bandara tersebut mencapai 7,5 juta penumpang setiap tahunnya. Dilansir dari portal berita online Tempo.co, menurut Direktur Utama PT Angkasa Pura (AP) I, F. Fahmi, kapasitas terminal yang awalnya seluas 100.000 m2 dan direncanakan untuk menampung 10 juta penumpang, secara bertahap akan ditambah hingga mencapai 30 juta penumpang jika nantinya jumlah penumpang mencapai 20 juta penumpang dalam setahun. Pemindahan ibukota direncanakan akan dilakukan pada tahun 2024. Hal tersebut tentu akan menyebabkan pergerakan pesawat di masa depan akan terus meningkat. Bandara diharapkan mampu melayani pesawat yang akan beroperasi. Dengan terus meningkatnya lalu lintas udara yang menggunakan Bandara SAMS Sepinggan, maka perlu dilakukan perencanaan untuk mengembangkan fasilitas sisi udara yang merupakan faktor penting dalam menentukan keselamatan penerbangan. Perencanaan pengembangan geometrik dan perkerasan landasan pacu (runway) perlu dilakukan agar runway dapat memenuhi kriteria yang disyaratkan pemerintah dan organisasi penerbangan sipil seperti ICAO (International Civil Aviation Organization) dan FAA (Federal Aviation Administration). Berdasarkan uraian di atas, keputusan pemerintah untuk memindahkan ibu kota akan menyebabkan penggunaan transportasi udara terus meningkat, terutama di wilayah Kalimantan Timur. Hal tersebut perlu diiringi dengan pengembangan fasilitas-fasilitas bandara agar mampu melayani pergerakan pesawat dengan optimal. Pada penelitian ini, pengembangan akan befokus pada perencanaan runway dengan melakukan perencanan perkembangan geometrik dan perkerasan runway. Diharapkan Bandara SAMS Sepinggan dapat melayani peningkatan pergerakan pesawat di kemudian hari.en_US
dc.description.abstractSultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Airport Balikpapan is located in Balikpapan City, East Kalimantan at an altitude of 4 meters above sea level which has 1 runway. In 2019, the government officially announced that the capital would be moved from Jakarta to East Kalimantan. With the relocation of the capital city, SAMS Sepinggan Airport is predicted to become the main gateway to the capital city. So it is necessary to pay attention to the existing facilities at the airport, whether they are still able to accommodate the maximum movement of aircraft until 2030. The research conducted will focus on the development of the runway, in terms of geometric and pavement. The research method is based on regulations issued by the Dirjen Perhubungan Udara and civil aviation organizations such as ICAO and FAA. The research was conducted by conducting a literature study, then collecting the required data, then analyzing the data and after that conclusions could be drawn. The required data include wind data, aircraft movement data, flight schedules, airport elevation, airport temperature, subgrade CBR data and existing runway pavement thickness data. The analysis carried out is evaluating the direction of the runway, forecasting the movement of aircraft, calculating the capacity of the existing runway, planning the runway geometric and calculating the thickness requirement of the runway pavement. The results of the analysis carried out show that the direction of the existing runway is still relevant to use, namely in the direction of 07-25 with wind coverage of 99.75%. In 2030, it is predicted that there will be 117,946 aircraft movements with a rush hour volume of 59 operations/hour. The existing runway capacity is capable of serving up to 33 operations/hour. The current runway is no longer able to accommodate movement at peak hours in 2030. So the runway needs to be developed geometrically to increase its capacity. The runway length requirement after being calculated is 3,015 meters with a width of 45 meters, which means that there needs to be a runway extension in the 70o direction of 515 meters. The total pavement thickness requirement calculated by the graphical method is 112 cm, while the FAARFIELD method is 80 cm. The difference in thickness obtained is caused by differences in the material used, the calculated aircraft load and for the thickness of the surface layer in the graphic method depending on the type of design aircraft.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherRapika Pertiwi Nurul Fatimahen_US
dc.subjectGeometrik Runway, Pergerakan Pesawat, Volume Jam Puncak, Kapasitas Runway Eksisting, Tebal Perkerasan Runwayen_US
dc.titlePERENCANAAN PENGEMBANGAN GEOMETRIK DAN PERKERASAN RUNWAY PADA BANDARA SEPINGGAN BALIKPAPANen_US
dc.typeTechnical Reporten_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record