ANALISIS POTENSI LUMPUR TINJA DAN SAMPAH KERTAS SEBAGAI REFUSE DERIVED FUEL (RDF) MELALUI PENERAPAN VARIASI KOMPOSISI BAHAN BAKU DAN VARIASI PELLETIZER
Abstract
Penelitian ini membahas tentang potensi pemanfaatan lumpur tinja dan sampah kertas sebagai Refused Derived Fuel (RDF). Potensi tersebut ditelusuri berdasarkan karakteristik fisika bahan bakar yang dihasilkan RDF melalui diterapkannya variasi komposisi bahan baku dan variasi pelletizer. Target kualitas RDF adalah untuk mencapai standar bahan bakar yang dibutuhkan dalam co-processing di kiln industri semen. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kualitas RDF dari variasi komposisi bahan baku dan pelletizer, memilih jenis RDF yang mampu menghasilkan karakteristik terbaik sebagai bahan bakar, dan menentukan estimasi biaya produksi RDF yang terpilih. Dalam penelitian ini, RDF diproduksi dengan variasi komposisi 0%; 50%; 100% kertas koran dan 0%; 50%; 100% lumpur tinja yang dicetak dengan alat revolving die pelletizer dan alat screw pelletizer. Metode yang dipergunakan dalam pemilihan RDF terbaik adalah Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS). Hasil menunjukan bahwa RDF L50D terpilih sebagai RDF terbaik yang telah memenuhi capaian standar RDF yang ditentukan untuk karakteristik nilai kalor, proksimat, nilai densitas, dan nilai kekerasan. RDF L50D adalah pelet dengan komposisi 50% lumpur tinja dan 50% kertas koran yang dicetak dengan alat revolving die pelletizer. Berdasarkan pengujian ultimat, RDF L50D memiliki rasio Hidrogen/Carbon (H/C) sebesar 0,175 yang telah memenuhi standar sebagai bahan bakar proses pirolisis. Sementara, berdasarkan pengujian piro GC-MS, RDF L50D yang dipanaskan dalam metode pirolisis memiliki potensi dampak lingkungan dan kesehatan akibat keberadaan fenol sebesar 28,25% dan furan sebesar 4,77%. Total biaya produksi RDF L50D untuk satu tahun masa produksi adalah Rp2.187.782.921,00.