dc.description.abstract | Sisa pemanfaatan sampah PET pada Emplasemen Pluit menghasilkan timbulan residu berupa limbah arang sebesar 580.8 kg/hari. . Belum adanya pengelolaan sampah pada Emplasemen Pluit menyebabkan menumpuknya jumlah sampah pada emplasemen yang pada akhirnya dibuang pada TPST Bantar Gebang. Pemanfaatan sampah khususnya pada limbah arang PET untuk dijadikan renewable energy merupakan alternatif dalam mereduksi sampah dan dapat mengganti penggunaan batu bara. Pemanfaatan limbah dalam bentuk RDF didesain untuk mengubah limbah arang PET sebagai bahan bakar. Maka perlu diketahui seberapa besar potensi pemanfaatan arang limbah PET menjadi RDF di Emplasemen Pluit. Potensi limbah arang PET menjadi RDF pada Emplasemen Pluit dapat diketahui dengan menganalisa kualitas RDF dari arang limbah PET melalui uji kadar air, kadar abu, dan nilai kalor. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini berupa eksperimen laboratorium, studi literatur, dan data timbulan sampah pada Emplasemen Pluit. Pada penelitian ini variasi RDF yang dirancang terbagi atas 100% arang PET, 50% arang PET dan 50% serbuk kayu, dan 100% serbuk kayu. Pengujian yang dilakukan terhadap ketiga RDF berupa uji kadar air, kadar abu, dan nilai kalor. Hasil dari pengujian RDF akan dibandingkan dengan standar RDF dari negara Korea dan Indonesia untuk menentukan jenis RDF yang paling sesuai. Tahapan selanjutnya berupa analisis potensi reduksi dari ketiga jenis RDF dengan mengetahui besar persentase reduksi dari masing masing jenis dan didapatkan RDF kategori B dengan potensi reduksi sebesar 98.9% dari total sisa timbulan sampah. RDF dengan kualitas yang telah memenuhi standar dan mampu mereduksi timbulan sampah dengan jumlah yang besar menjadikan RDF kategori B sebagai RDF tepilih pengganti batu bara pada industri semen. Potensi pemanfaatan RDF B sebagai bahan bakar pada cement kiln mampu mengganti penggunaan batu bara sebesar 0.05% dalam 1 bulan. | en_US |