dc.description.abstract | Perkembangan industri minyak dan gas (migas) serta kebutuhan dalam sektor migas yang semakin meningkat, menyebabkan perlunya pendayagunaan yang baik pada sumber migas tersebut. Saat ini potensi sumber migas di Indonesia sebagian besar berlokasi di laut dalam. Hal tersebut dikarenakan penurunan produksi pada lapangan migas yang sudah tua. Salah satu potensi cadangan gas alam di laut dalam yaitu pada Blok Masela sebesar 10,73 TCF. Proses eksplorasi dan produksi di lepas pantai membutuhkan fasilitas penunjang, salah satunya adalah Floating Liquefied Natural Gas (FLNG). FLNG merupakan bangunan terapung yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara LNG (Liquefied Natural Gas ) untuk didistribusikan pada kapal atau tangki pembawa LNG. Operasi migas di lepas pantai memiliki tantangan utama diantaranya terkait dampak terhadap lingkungan yang dapat memicu Major Environmental Incident (MEI). Segala macam kegiatan yang dilakukan tidak lepas dari adanya risiko alam atau peristiwa Natech (Natural Hazard Triggered Technological) seperti gempa bumi, tsunami, badai, dan lain sebagainya. Adanya potensi peristiwa Natech pada fasilitas lepas pantai menyebabkan pelepasan bahan berbahaya ke lingkungan. Berdasarkan potensi tersebut upaya untuk meminimasi risiko yang dapat terjadi pada operasional FLNG yaitu dengan Environmental Risk Assessment (ERA). Penelitian ini menggunakan metode gabungan Environmental Identification (ENVID) dan Natural Hazard Triggered Technological (Natech) untuk penilaian risikonya. Terdapat 14 aktivitas dengan total sebanyak 28 risiko yang berpotensi terjadi pada blok diagram proses FLNG Blok Masela. Identifikasi dan analisis dalam penelitian ini terbagi dalam dua bagian yaitu internal dan eksternal. Perhitungan tingkat likelihood dan severity diperoleh dari wawancara dan studi literatur, terdapat 8 risiko dengan nilai tertinggi pada tabel worksheet. Risiko dengan nilai 20 berada di 2 aktivitas yaitu, pelepasan gas asam serta hidrokarbon pada slug catcher (alat penyaring kotoran pada fluida gas) dan High Pressure (HP) separator (alat separasi fluida). Kemudian terdapat 6 risiko lainnya dengan nilai 16 yaitu, tumpahan air terproduksi di slug catcher dan instalasi pengolahan air, pelepasan gas di condensate stabilization, sweetening gas unit (alat penyisihan hidrogen sulfida), sulphur recovery unit (alat pemisah sulfur) & Tail Gas Treatment Unit (TGTU), dan tumpahan kondensat di condensate stabilization. Risiko-risiko tersebut diklasifikasikan ke dalam potensi MEI. | en_US |