Analisis Perencanaan Kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) Bersubsidi Kereta Api Indonesia Tahun 2020-2030

Abstract

Penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi memerlukan perencanaan yang tepat pada semua sektor begitu pula dengan penggunaan BBM bersubsidi pada sektor kereta api. PT. Kereta Api (Persero) setiap tahun harus melakukan pengajuan kuota BBM bersubsidi kepada BPH Migas selaku Badan Pengawas. Perhitungan kebutuhan BBM kereta jangka panjang perlu dilakukan untuk mempersiapkan ketersediaan kuota BBM pada sektor kereta api sehingga tidak ada kelebihan pemakaian BBM bersubsidi yang dapat mengakibatkan kerugian perusahaan. Pada penelitian ini akan dilakukan perencanaan kebutuhan BBM kereta api dengan menggunakan perangkat lunak LEAP untuk 10 tahun ke depan yaitu tahun 2020 sampai 2030. Terdapat tiga alternatif skenario perencanaan BBM yang dilakukan yaitu skenario Business as Usual (BaU), skenario Alternative Fuel Replacement (AFR), dan skenario Advanced Technology (AT). Berdasarkan hasil LEAP didapatkan skenario BaU memiliki jumlah total kebutuhan BBM paling besar yaitu 27.049,5 ribu SBM dengan kenaikan per tahun sebesar 9%. Total kebutuhan BBM pada skenario AFR yaitu 24.341,4 ribu SBM dengan kenaikan pemakaian BBM 6% per tahun, sedangkan total kebutuhan BBM pada skenario AT paling rendah yaitu 15.239,7 ribu SBM dengan kenaikan pemakaian BBM sebesar 3% per tahun. Kebutuhan BBM kereta setiap tahun mengalami kenaikan sehingga pemerintah perlu mengambil kebijakan untuk menekan pemakaian BBM, kebijakan yang dapat dilakukan antara lain meningkatkan pemakaian biodiesel dan meningkatkan teknologi yang digunakan pada mesin lokomotif kereta.