Analisa Hasil Inspeksi Cacat (Diskontinuitas) Material Pada Komponen Valve Dengan Menggunakan Metode Non - Destructive Test (NDT) di PT. Teknologi Rekayasa Katup
Abstract
Salah satu dampak dari kemajuan teknologi adalah banyaknya produk berkualitas dengan harga terjangkau, akrena dengan kemajuan teknologi, efisiensi dari proses produksi akan terus meningkat. Dalam industri manufaktur, terciptanya produk yang berkualitas baik, dikarenakan memiliki material yang juga memiliki kualitas yang baik merupakan hal dasar yang harus dipenuhi oleh perusahaan. Maka, untuk memenuhi material yang memiliki kualitas diperlukan alat pengujian yang efisien. Non – Destructive Test (NDT) merupakan serangkai pengujian teknik analisis yang digunakan dalam industry sains dan teknologi untuk mengevaluasi sifat – sifat suatu material. Pada proses inspeksi menggunakan metode Non – Destructive Test (NDT) bertujuan untuk mendeteksi kecacatan (diskontinuitas) pada permukaan material komponen yang akan di inspeksi. Yang mana, metode inspeksi cacat pada material (diskontinuitas) yang digunakan PT. Tenologi Rekayasa Katup adalah visual test, penetrant test, magnetic test, dan ultrasonic test. Pada laporan ini metode inspeksi yang digunakan adalah metode visual test dan penetrant test untuk mendeteksi diskontinuitas pada komponen valve hasil proses forging, machining, welding, dan overlay. Metode visual test yang dilakukan dalam menginspeksi komponen valve dengan cara pengamatan mata secara langsung dan menyeka komponen menggunakan kain bersih dan tinner untuk menghapus sisa – sisa kotoran akibat proses sebelumnya dan mendeteksi konfigurasi yang terdapat pada komponen benda hasil proses welding yang mana hal tersebut dapat mempengaruhi terhadap metode inspeksi selanjutnya dalam mendeteksi diskontinuitas material pada komponen valve. Metode penetrant test dilakukan untuk memanfaatkan sisa kapilaritas cairan penetrant, sehingga dapat mendeteksi porositas dan crack yang terhubung dengan permukaan luar benda kerja atau objek tersebut. Metode yang digunakan dalam penetrant test yakni menggunakan metode water washable penetrant dan metode solvent removable penetrant. Metode water washable penetrant biasanya digunaan untuk komponen setelah proses machining dan forging, sedangkan metode solvent removable penetrant biasanya digunakan untuk komponen setelah pengerjaan welding dan overlay. Namun, pada dasarnya metode tersebut sama saja dan bisa digunakan pada proses pengerjaan manapun. Setelah melakukan inspeksi penetrant test pada komponen valve, dapat diamati specimen yang akan dianalisis hasil inspeksi penetrant tersebut. Indikasi pada hasil welding dan machining berupa rounded indications dan linear indications. Indikasi yang tampak akan disesuaikan dengan standar ASME BPVC VIII. Division I untuk menentukan kriteria indikasi yang dapat diterima (Standard Accepted Criteria). Berdasarkan standar ASME BPVC VIII. Division I, Appendix 8, terdapat beberapa kriteria indikasi yang tidak dapat diterima atau harus melalui proses repair terlebih dahulu yaitu; indikasi yang memiliki Panjang tiga kali dari lebarnya (linear indication), indikasi berbentuk elips dan Panjang sama atau kurang dari tiga kali lebarnya (rounded indication), adanya empat atau lebih rounded indication yang berdekatan dan jaraknya kurang dari 1,5 mm.