METODE INSTALASI PRECAST DAN INSITU PADA PEMBANGUNAN UPPER STRUCTURE TERMINAL PETIKEMAS KALIBARU UTARA TAHAP I PELABUHAN TANJUNG PRIOK

Abstract

Pesatnya pertumbuhan arus peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta Utara terjadi pada tahun 1989 - 2010. Maka dari itu perlu segera dilakukan penambahan fasilitas untuk menampung pertumbuhan arus peti kemas di tahun tahun mendatang. Selain itu, Fasilitas Pelabuhan Tanjung Priok hanya mampu melayani kapal dengan kapasitas maksimum 6.000 TEU sedangkan tren pertumbuhan penggunaan kapal peti kemas di dunia saat ini menggunakan kapal dengan kapasitas lebih dari 10.000 TEU yang bertujuan untuk mengurangi biaya logistik per TEU sehingga untuk melayani kapal direct call dengan ukuran besar harus disiapkan fasilitas yang memadai. Maka dari itu perlu segera dilakukan penambahan fasilitas untuk menampung pertumbuhan arus peti kemas di tahun tahun mendatang. Pada kerja praktik ini, penulis hanya berfokus pada proses konstruksi dermaga CY.57 dari proyek pembangunan terminal petikemas kalibaru utara tahap I. Berdasarkan latar belakang tersebut, diperoleh tujuan diantaranya yaitu menjelaskan mengenai metode pengerjaan Instalasi Precast dan In Situ pada Upper Structure CY.57 yang didapat dari kunjungan lapangan dan mengetahui permasalahan-permasalahan yang terjadi di lapangan pada saat proses Instalasi Precast dan In Situ. Adapun metode dari proses konstruksi Instalasi Precast dan In Situ adalah Pemasangan Temporary Headstock, Pengangkutan Beton Precast dari Penyimpanan (Stockyard), Pemasangan Balok Precast, Pengecoran In Situ pada Pile Cap, Pelepasan Temporary Headstock. Pemasangan Precast Slab, dan Pengecoran In Situ Deck. Evaluasi yang harus dilakukan setelah di observasi oleh penulis adalah dari segi keamanaan dan juga efisiensi waktu. Kesimpulan yang didapat adalah Metode Pengecoran In Situ Upper Structure sudah diatur dalam WMS PT. PP Kalibaru, namun pelaksanaan di lapangan tidak semuanya sesuai dengan WMS tersebut dan Terdapat beberapa masalah yang dapat mengancam keamanan dan kelancaran dalam proses konstruksi sehingga waktu penyelesaian proyek dapat tertunda. Dibutuhkan beberapa evaluasi mengenai masalah tersebut agar tidak terjadi masalah dalam proses konstruksi nantinya.