Analisis Strategi Untuk Mengatasi Kelangkaan Kontainer Menggunakan Fuzzy TOPSIS Multi-Criteria Decision Making (Studi Kasus Kebutuhan Kontainer Tanjung Priok)
Abstract
Kelangkaan kontainer terjadi pada tahun 2020 akibat adanya pandemi yang mengakibatkan terganggunya rantai pasok global hingga di Indonesia. Hal tersebut tentunya mengganggu kegiatan ekspor impor di Indonesia dalam hal ketersediaan kontainer, khususnya di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Berdasarkan data World Container Index biaya sewa kontainer 40 ft meningkat hingga mencapai US$5.000. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dibutuhkan suatu analisis perencanaan strategi untuk mengatasi kelangkaan kontainer berdasarkan sudut pandang ahli di bidang pelayaran dan pengiriman kontainer menggunakan metode Fuzzy TOPSIS MCDM. Perhitungan tersebut menggunakan 5 variabel alternatif dan 22 variabel kriteria yang menggunakan pendekatan metode Balanced Scorecard. Setiap variabel tersebut dinilai oleh 10 ahli melalui pengisian kuesioner dan wawancara untuk mengetahui kesesuaian dan peringkatnya. Diperoleh hasil kriteria yang sesuai terdiri dari 4 customer perspective, 2 financial perspective, 5 internal business perspective, dan 3 innovation and learning perspective. Adapun alternatif strategi terpilih dengan nilai koefisien kedekatan tertinggi, yaitu 0.73 adalah melakukan reposisi kontainer kosong dari pelabuhan lain di Indonesia ataupun di luar Indonesia. Reposisi dilakukan untuk mengatasi kekurangan kontainer di wilayah tertentu dengan memanfaatkan ketersediaan kontainer di pelabuhan yang memiliki ketersediaan tinggi dengan mempertimbangkan, seperti lokasi reposisi harus berada di satu rute pelayaran yang sama dan lokasi pelabuhannya tidak terlalu jauh. Selain itu, dibutuhkan nilai persediaan minimum di setiap depo kontainer yang dimiliki oleh perusahaan sebagai acuan untuk mengontrol pembagian kontainer agar dapat meminimasi biaya penanganan reposisi kontainer.