PRARANCANGAN PABRIK DIETHANOLAMINE DARI ETHYLENE OXIDE DAN AMONIAK KAPASITAS 40.000 TON/TAHUN
Date
2022-01-18Author
Makmur, Muh Syahrir
Arsyahada, Angling Malik
Rezwaldi, Farhanza Arsyiatama
Metadata
Show full item recordAbstract
Diethanolamine (DEA) adalah senyawa hidroksamin dengan rumus kimia (C2H5O)2NH biasa digunakan pada industri – industri minyak dan gas bumi, deterjen, kosmetika, dan tekstil. Kebutuhan DEA di Indonesia untuk saat ini dipenuhi dengan cara impor dari luar negeri hal ini disebabkan tidak adanya pabrik DEA di Indonesia. Dengan mempertimbangkan hal tersebut, maka pendirian pabrik diethanolamine di Indonesia cukup menjanjikan. Untuk memenuhi kebutuhan domestik dan luar negeri, pabrik ini direncanakan untuk dibangun di kawasan industri Karawang Jawa Barat dengan kapasitas produksi 40.000 ton/tahun. Proses yang digunakan untuk memproduksi diethanolamine adalah proses amonolisis dari bahan baku ammonia dan etilen oksida. Tahapan proses produksi secara umum meliputi mereaksikan ammonia dan etilen oksida dalam fasa gas menggunakan plug flow reaktor dengan perbandingan 2,79:1. Kemudian dilanjutkan tahapan pemurnian produk menggunakan alat distilasi. Adapun produk yang dihasilkan adalah diethanolamine sebesar 99% atau sebanyak 40370,616 ton/tahun. Utilitas yang dibutuhkan di pabrik ini adalah air sebanyak 47694,90 kg/jam, listrik sebesar 2809,71kWh, superheated steam sebanyak 34982,67 kg/jam dan udara tekan sebanyak 59,47 m3/jam. Jumlah pekerja yang diperlukan adalah 190 orang tenaga kerja. Dari perhitungan evaluasi ekonomi, didapatkan hasil bahwa total capital investment (TCI) yang diperlukan sebesar Rp 2,366,942,641,868.49 dan modal kerja sebesar Rp 1,984,432,117,134.35. Pada kapasitas produksi 100% diperoleh nilai ROIb sebesar 34,16%, ROIa sebesar 25,26%, POTb sebesar 2,92 tahun, POTa sebesar 3,9 tahun, BEP sebesar 14,26%, SDP sebesar 11,90% dan IRR sebesar 23%%. Dari hasil analisa ekonomi tersebut dan jika ditunjang dengan perekonomian Indonesia yang stabil, maka pabrik DEA dengan kapasitas 40.000 ton per tahun layak (feasible) dan dapat didirikan di Indonesia