| dc.description.abstract | Pupuk memiliki peran yang sangat penting, salah satunya yaitu sebagai penunjang keberhasilan peningkatan produktivitas tanaman pangan. PT Petrokimia Gresik sebagai produsen pupuk terbesar di Indonesia memiliki peran untuk mengatur kegiatan operasional dan ketersediaan pupuk bagi masyarakat. Untuk menunjang kebutuhan pupuk yang terus meningkat setiap tahunnya, PT Petrokimia Gresik memiliki total produksi mencapai 5 juta ton per tahun. Salah satu pupuk yang diproduksi oleh PT Petrokimia Gresik adalah pupuk NPK Phonska. Rata-rata kebutuhan pupuk NPK Phonska di Indonesia mencapai 26% jika dibandingkan dengan kebutuhan pupuk lainnya. Sehingga, penting bagi perusahaan menerapkan kebijakan pengendalian persediaan bahan baku pupuk NPK Phonska untuk menghindari terjadinya kekurangan persediaan dalam pemenuhan permintaan. PT Petrokimia Gresik menerapkan metode min-max system untuk kebijakan pengendalian persediaan bahan baku eksisting. Permasalahan yang sering muncul dari penerapan metode min-max system adalah terjadinya kondisi stockout dan overstock bahan baku yang dapat mengganggu kelancaran produksi dan berakibat pada kenaikan total biaya persediaan. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan perhitungan total biaya persediaan bahan baku pupuk NPK Phonska dengan penerapan kebijakan pengendalian persediaan menggunakan metode periodic review (R,s,S) system dan (R,S) system. Hasil dari perhitungan kebijakan pengendalian persediaan pada kondisi eksisting kemudian dibandingkan dengan kebijakan pengendalian persediaan dengan metode rekomendasi untuk mendapatkan total biaya persediaan terendah. Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa kebijakan yang memberikan total biaya persediaan terendah untuk bahan baku Asam Fosfat, Amoniak dan Asam Sulfat adalah metode periodic review (R,s,S) system sedangkan kebijakan yang memberikan total biaya persediaan terendah untuk bahan baku KCL (merah) adalah metode periodic review (R,S) system. | en_US |
