ANALISIS PENGARUH FORMULASI LUMPUR TERHADAP TINGKAT SWELLING CLAY DENGAN METODE LINEAR SWELL METER (LSM) PADA LAPANGAN X
Abstract
Salah satu masalah yang sering dihadapi pada operasi pemboran yaitu stabilitas lubang bor yang terdiri dari shale atau serpih yang merupakan hasil endapan dari lumpur dan tanah liat. Tanah liat akan cenderung untuk mengikat air dikarenakan sifatnya yang bermuatan negatif. Air akan teradsorp pada permukaan tanah liat yang membuat tanah akan mengalami pembengkakan sehingga dapat menyebabkan pipa terjepit dan akan memperlambat proses pemboran. Dengan pemilihan lumpur pemboran yang tepat, pembengkakan yang terjadi pada serpih yang disebabkan tanah liat dapat diminimalisir. Penelitian ini akan berfokus terhadap analisa formulasi lumpur pemboran yang efisien dalam sampel serpih yang diambil pada lapangan sumur X. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui persen volume pembengkakan, pemilihan lumpur antara KCl polimer atau NaCl polimer, dan mengetahui manfaat aditif berupa poliamina guna mencapai high performance water based mud (HPWBM). Sampel serpih dilakukan pengujian X-Ray Diffraction (XRD) untuk menentukan mineral yang terkandung pada tanah liat serta selanjutnya akan dilakukan pengujian Linear Swell Meter (LSM) untuk menentukan persen volume pembengkakan yang dihasilkan. Variasi lumpur pemboran yang digunakan yakni 5% KCl polimer, 5% NaCl polimer, dan SW polimer. Berdasarkan hasil penelitian, sampel serpih yang didapatkan dari lapangan sumur X mayoritas teridentifikasi adanya mineral montmorillonite yang peka terhadap air. Selain itu, diperoleh nilai persen volume pembengkakan yang terendah pada variasi lumpur 5% KCl polimer dengan nilai sebesar 5,1%, pada variasi 5% NaCl polimer dengan nilai sebesar 5,7%, dan yang tertinggi pada SW polimer sebesar 9,4%. Adapun manfaat poliamina sebagai aditif yang digunakan yaitu dengan pemanfaat kation ammonium dengan mudah menembus pori-pori dan berfungsi sebagai substitusi ion K+ pada konsentrasi yang jauh lebih rendah.