dc.description.abstract | Dalam menentukan biaya manufaktur, perusahaan mempertimbangkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead. Pada RBU Tangerang Selatan, penentuan biaya manufaktur menggunakan perhitungan dengan traditional costing karena pengalokasian biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung yang dikonsumsi dapat diidentifikasikan secara jelas dan alokasi biaya overhead hanya dibebankan kepada tiap unit produk. Namun alokasi biaya overhead hanya dengan dasar pembebanan tersebut cenderung kurang memberikan informasi yang akurat sehingga dapat memungkinkan terjadi pengambilan keputusan yang salah mengenai biaya manufaktur. Oleh karena itu, untuk mendukung proses pengambilan keputusan, RBU Tangerang Selatan perlu mengetahui metode yang tepat dalam mengalokasikan biaya overhead. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur biaya penggunaan rPET dengan activity based costing dan untuk mengetahui perbandingan biaya antara metode traditional costing dan activity based costing. Hasil yang ditunjukkan dalam penelitian ini adalah struktur biaya penggunaan rPET flakes disusun berdasarkan pada kelompok aktivitas pengadaan bahan baku, machining, inspeksi dan audit kualitas produk, pengemasan cacahan, pengiriman produk, pemeliharaan fasilitas produksi, dan pengawasan proses produksi. Selain itu, hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa biaya manufaktur yang dihitung berdasarkan activity based costing memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan perhitungan traditional costing, yaitu masing-masing produk rPET flakes biru muda dan bening memiliki selisih sebesar Rp400,56 dan Rp298,36. | en_US |