Diplomasi Kesehatan Global Amerika Serikat Dalam Penanganan Ebola di Nigeria Tahun 2014 Melalui Center For Disease Control and Prevention (CDC)
Abstract
Keterlibatan aktif Amerika Serikat dalam Diplomasi Kesehatan Global untuk menyelesaikan Isu Kesehatan Global sudah berlangsung lama. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menjadi bagian penting dari agensi pemerintah AS sebagai bagian dari U.S. Department of Health and Human Services. Kemunculan penyakit Ebola yang menyerang khususnya di Nigeria pada tahun 2014, membuat Amerika Serikat melalui CDC bergerak cepat dan berupaya memperlambat penyebarannya. Faktanya, di dalam penanganan kasus Ebola pada tahun 2014-2016 di Nigeria, terjadi percepatan penanganan kasus melalui implementasi berbagai program dengan tujuan mengurangi dampak penyebaran dari kasus ini, program tersebut dilakukan melibatkan banyak sisi. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana keterlibatan diplomasi kesehatan global Amerika Serikat melalui CDC dalam percepatan penanganan kasus Ebola di Nigeria tahun 2014, melalui konsep diplomasi kesehatan global dengan berfokus pada kategori interaksi diplomasi multistakeholder. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan metode pengumpulan data dari berbagai kesusastraan termasuk media elektronik. Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat keterlibatan diplomasi kesehatan global Amerika melalui CDC dalam pelaksanaan penanganan kasus Ebola di Nigeria tahun 2014. Keterlibatan ini utamanya terlihat dalam investasi kesehatan yang dilakukan oleh CDC melalui dua program yaitu, Field Epidemiology and Laboratory Training Program (FELTP) serta Emergency Operations Center (EOC). Diketahui, penggunaan kembali program-program dari CDC dalam penanganan Ebola, membuat Nigeria mengalami percepatan penanganan. Respon cepat tanggap yang dilakukan oleh Pemerintah Nigeria juga menjadi salah satu faktor yang diliput dalam hal ini, keterlibatan dari diplomasi kesehatan global Amerika Serikat dapat dilihat melalui adanya: (1) Pelacakan cepat dan menyeluruh; (2) Pemantauan berkelanjutan; dan (3) Isolasi cepat dari kontak yang berpotensi menular selama upaya penanganan Ebola berlangsung.