dc.description.abstract | Penelitian ini membahas negara Korea Selatan dalam mencapai stabilitas keamanan
energy nasionl. Korea Selatan mengembangkan energi alternatif nuklir sebagai
sumber energi. Hingga terjadi bencana di Fukushima Jepang tahun 2011 yang
menyebabkan bocornya reaktor nuklir. Menimbulkan ketakutan bagi publik Korea
Selatan terkait masa depan energi nuklir. Penelitian ini akan menggunakan konsep
Energy Policy, dengan melihat strategi negara melalui eksternal maupun internal.
Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan pengumpulan data
melalui Document-based Research. Dalam temuannya, kebijakan internal Korea
Selatan melakukan persiapan darurat dengan rencana alokasi energi melalui
program ETS, PV Rental Business, Rational Energy Use in Public Institutions,
melakukan strategi penimbunan melalui penyimpanan Pumped Storage Hydro
(PSH) dan Battery Energy Storage System (BESS), kemampuan beralih bahan
bakar energi melalui pemanfaatan energi terbarukan dari panas matahari dan angin.
Dari persiapan darurat, Korea Selatan juga mengurangi ketergantungan terhadap
sumber energi asing melalui peningkatan produksi domestik dengan program
Financial Support Program dan Feed In Tariffs (FIT), mengurangi konsumsi
domestik melalui alokasi pajak, mengganti sumber energi menjadi energi
terbarukan, dan mendukung penelitian (R&D) terkait energi. Melalui kebijakan
eksternal, Korea Selatan berfokus pada kebijakan terhadap negara penghasil energi
khususnya negara di kawasan Timur Tengah, memastikan akses ke pasokan energi
aman dengan melakukan pengamanan di jalur laut dan negara transit, kemampuan
untuk diversifikasi pasokan energi asing dengan memperbanyak sumber negara
pemasok energi, dan kebijakan terhadap negara yang juga bergantung terhadap
impor energi sehingga program-program energi yang dilakukan dapat visi dan misi
yang sama.
Kata Kunci: Korea Selatan, Transformasi Kebijakan Energi, Bencana Fukushima,
Kebijakan Eksternal, Kebijakan Internal. | en_US |