• Login
    View Item 
    •   DSpace Home
    • FACULTY OF COMMUNICATION AND DIPLOMACY
    • INTERNATIONAL RELATIONS (HUBUNGAN INTERNASIONAL)
    • STUDENTS INTERNSHIP REPORT (IR)
    • View Item
    •   DSpace Home
    • FACULTY OF COMMUNICATION AND DIPLOMACY
    • INTERNATIONAL RELATIONS (HUBUNGAN INTERNASIONAL)
    • STUDENTS INTERNSHIP REPORT (IR)
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    PERAN PUSAT KERJA SAMA INTERNASIONAL MABES TNI DALAM PENGEMBANGAN KERJA SAMA PERDAMAIAN INDONESIA DAN AFGHANISTAN

    Thumbnail
    View/Open
    Laporan KP Nisrina Najla Khairunnisa_106218032_Finish.pdf (1.886Mb)
    Date
    2021-07-02
    Author
    Khairunnisa, Nisrina Najla
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Hubungan antara Indonesia dan Afghanistan telah terjalin sejak dekade awal kemerdekaan Indonesia. Afghanistan, sebagai negara dengan mayoritas Muslim, menjadi salah satu negara paling awal yang mengakui kemerdekaan Indonesia pada tahun 1949. Hubungan kedua negara menjadi lebih kuat setelah penandatanganan perjanjian persahabatan pertama antara Afghanistan dan Indonesia pada tahun 1955. Sejarahnya, Afganistan telah mengalami konflik berkepanjangan, yang menyebabkan negara tersebut terus dijungkirbalikkan oleh konflik (Farizan & Heryadi, 2021). Taliban telah didesak mundur, namun AS yang telah berada di Afghanistan selama lebih dari 16 tahun, masih gagal menghentikan kekerasan dan menstabilkan Afghanistan. Isu-isu mendasar ini hampir berlanjut ke proses perdamaian dan pembangunan berkelanjutan di Afghanistan. Kehadiran Negara Islam Irak dan Suriah di Afghanistan semakin menggoyahkan situasi keamanan di beberapa bagian negara itu, selain konflik dan lambatnya penyelesaian damai dengan Taliban. Salah satu negara yang juga terlibat dalam upaya perdamaian di Afghanistan adalah Indonesia (Acharya, 2014). Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia semakin hadir dalam upaya perdamaian Afghanistan. Keterlibatan Indonesia dalam proses perdamaian Afghanistan telah berlangsung sejak pemerintahan Yudhoyono. Penandatanganan MoU di pemerintahan Yudhoyono menjadi tonggak awal keterlibatan Indonesia dalam proses perdamaian Afghanistan. Indonesia terus menegaskan kembali keterlibatannya dalam perdamaian di Afghanistan selama pemerintahan Joko Widodo. Dalam kunjungan tersebut, kedua presiden membahas perdagangan, investasi, dan peningkatan upaya perdamaian Indonesia di Afghanistan (Murphy, 2012). Belum banyak peneliti yang melakukan penelitian mendalam tentang upaya perdamaian Indonesia, khususnya dalam konflik Afghanistan. Dalam ruang lingkup literatur kedua, yaitu keterlibatan negara dan aktor lain dalam proses perdamaian Afghanistan, terlihat pada penekanan penggunaan pendekatan religi yang dilakukan oleh AS. Menurut Ridout, strategi kontra-pemberontakan di Afghanistan tidak akan mungkin dilakukan hanya dengan menggunakan kekuatan militer, dan upaya tersebut juga harus dibarengi dengan peacebuilding melalui aktor-aktor agama (Autesserre & Autesserre, 2014). LSM yang terlibat dalam perdamaian di Afghanistan juga hadir sebagai penyedia dana dan alat untuk proses pembangunan kembali yang sistematis di Afghanistan. Literatur bermanfaat dalam menjembatani isu-isu keterlibatan perdamaian Indonesia, kegiatan pembangunan perdamaian Afghanistan, dan implementasi model piramida Lederach (Roll & Swenson, 2019).
    URI
    https://library.universitaspertamina.ac.id//xmlui/handle/123456789/6014
    Collections
    • STUDENTS INTERNSHIP REPORT (IR)

    DSpace software copyright © 2002-2015  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    @mire NV
     

     

    Browse

    All of DSpaceCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    DSpace software copyright © 2002-2015  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    @mire NV