Show simple item record

dc.date.accessioned2022-07-26T03:37:34Z
dc.date.available2022-07-26T03:37:34Z
dc.date.issued2022-07-26
dc.identifier.urihttps://library.universitaspertamina.ac.id//xmlui/handle/123456789/6216
dc.description.abstractPenelitian ini membahas terkait kebijakan Pemerintah Cina dalam melakukan pemblokiran terhadap media sosial yang bertujuan untuk meminimalisir penyebaran ideologi liberalisme yang tidak sesuai dengan ideologi Pemerintah Cina. Hal tersebut dipicu dengan adanya protes politik Hong Kong pada tahun 2014 untuk menyuarakan pemilihan demokratis Hong Kong dan terjadi kembali di tahun 2019 yang diakibatkan adanya penolakan masyarakat Hong Kong terhadap Rancangan Undang-Undang Ekstradisi. Pemblokiran tersebut dikarenakan media sosial seperti Meta dan Google telah dijadikan sebagai alat untuk memobilisasi para pengunjuk rasa serta adanya dukungan dari Cina Daratan terhadap gerakan tersebut. Selain melakukan pemblokiran, pemerintah Cina memiliki alternatif antara lain melakukan penyensoran melalui The Great Firewall atau justru dengan menciptakan media sosial domestiknya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan menggunakan teori model aktor rasional. Hasil dalam penelitian menunjukan bahwa Pemerintah Cina melihat media sosial asing tidak menguntungkan bagi pemerintah Cina karena tidak adanya sensor dan bisa menjadi wadah gerakan politik yang bisa menimbulkan kritik terhadap pemerintah. Kata Kunci: Pemblokiran, Meta, Google, Cina, Teori Model Aktor Rasional.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.subjectPemblokiran, Meta, Google, Cina, Teori Model Aktor Rasional.en_US
dc.titleFAKTOR-FAKTOR PEMBLOKIRAN META DAN GOOGLE OLEH PEMERINTAH CINA PADA TAHUN 2014-2020en_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record