Show simple item record

dc.contributor.authorAliym Rafly, Surya
dc.date.accessioned2022-07-28T05:15:53Z
dc.date.available2022-07-28T05:15:53Z
dc.date.issued2022-07-28
dc.identifier.urihttps://library.universitaspertamina.ac.id//xmlui/handle/123456789/6224
dc.description.abstractSejak era Uni Soviet, kawasan Laut Kaspia merupakan kawasan yang menarik bagi negara pesisir untuk memanfaatkan kekayaan sumber daya alam didalamnya, sehingga wilayah Laut Kaspia memainkan peran penting dalam perputaran ekonomi dunia dibidang energi minyak dan gas. Para pemimpin dari lima negara pesisir Laut Kaspia menandatangani Konvensi tentang status hukum Laut Kaspia pada The 5th Caspian Summit atau KTT Kaspia ke-5 di Aktau, Kazakhstan, pada tanggal 12 Agustus 2018 yang menyepakati tentang status hukum laut. Penelitian ini menggunakan konsep geopolitik energi dari Luke Kerr Oliveira. Metode yang dipergunakan adalah penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data dan informasi serta literatur kredibel melalui studi kepustakaan. Dari konsep geopolitik energi tentang geopolitik terkait dengan skala, hasilnya menunjukan bahwa Rusia memiliki kecenderungan untuk mempertahankan hegemoninya di kawasan Laut Kaspia dengan cara menghambat perkembangan TCP (Trans Caspian Pipeline) serta memanfaatkan kepemilikan energi yang diambil garis tengah batas wilayah Laut Kaspia yang bersinggungan akibat kesepakatan tentang status hukum laut dan delimitasi. Kata Kunci: Laut Kaspia, Geopolitik Energi, Rusia, Minyak & Gas, KTT Kaspia Ke-5.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.subjectLaut Kaspia, Geopolitik Energi, Rusia, Minyak & Gas, KTT Kaspia Ke-5.en_US
dc.titleGEOPOLITIK ENERGI MIGAS RUSIA PASCA PENANDATANGANAN KONFERENSI TINGKAT TINGGI (KTT) KASPIA KE-5 2018-2021en_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record