dc.description.abstract | Pelabuhan merupakan tulang punggung perdagangan internasional dengan
lebih dari 90% perdagangan global menggunakan transportasi laut. Sehubungan
dengan meningkatnya kontainerisasi, pelabuhan petikemas memiliki peran
penting terhadap perdagangan maritim baik domestik maupun global. Pada
rentang tahun 2016-2019, indeks transportasi laut Indonesia keseluruhan terus
mengalami peningkatan. Akan tetapi, jika dibandingkan dengan negara tetangga
di Kawasan Asia Tenggara, pada tahun 2018-2019 posisi transportasi laut
Indonesia menempati peringkat 77, dimana masih berada jauh di bawah Malaysia
yang menempati peringkat 19 dan Thailand dengan peringkat 54 dari 141 negara.
Indeks transportasi laut suatu negara dipengaruhi oleh efisiensi pelabuhan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat efisiensi pelabuhan petikemas
yang berada pada wilayah operasi PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dengan
menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA) dan menentukan target
perbaikan untuk pelabuhan yang tidak efisien. Pada penelitian ini input yang
digunakan terdiri dari luas lapangan penumpukan petikemas, panjang dermaga,
jumlah quay crane dan yard crane dengan output yang akan dihasilkan berupa
jumlah container throughput dan ship calls. Hasil penelitian menunjukkan
Pelabuhan Tanjung Priok, Pelabuhan Pontianak, Pelabuhan Belawan dan
Pelabuhan Tanjung Perak sudah efisien, yang artinya pelabuhan sudah
memanfaatkan sumber daya (input) yang dimiliki dengan optimal sehingga dapat
menghasilkan output yang maksimal. Sementara Pelabuhan Panjang, Pelabuhan
Teluk Bayur dan Pelabuhan Palembang belum efisien dan membutuhkan tindakan
perbaikan berupa penambahan jumlah container throughput sesuai dengan hasil
proyeksi masing-masing sebesar 103%, 112% dan 38%. | en_US |