Model Pengambilan Keputusan Multi Kriteria Untuk Evaluasi Pemasok Bahan Baku Plastic Flakes PT Tridi Oasis Group
Abstract
Indonesia merupakan negara penghasil sampah terbesar ketiga pada tahun 2020. Sampah yang menumpuk menjadi limbah yang mencemari lingkungan sekitarnya. Salah satu perusahaan di Indonesia yang berusaha mengatasi permasalahan tersebut adalah PT Tridi Oasis Group yaitu sebuah perusahaan daur ulang lokal. Produk utama Tridi Oasis adalah plastic flakes yang berbahan dasar dari botol plastik PET (Polyethylene Terephthalate). Sumber plastik atau bahan baku berasal dari pemasok berupa tempat pembuangan umum atau lapak pengepul. Namun tidak semua pemasok memiliki kinerja yang baik. Maka dilakukan perancangan indikator kinerja pemasok menggunakan kerangka model Supply Chain Operations Reference (SCOR). Setiap indikator yang teridentifikasi pada model SCOR, akan divalidasi oleh pihak Tridi Oasis. Setelah validasi, selanjutnya setiap indikator akan dibandingkan tingkat kepentingannya melalui kuesioner. Hasil kuesioner lalu diolah dan dihitung menggunakan software Expert Choice dengan metode Analytic Hierarchy Problem (AHP). Dari pengolahan data Expert Choice, bobot tertinggi yaitu pada KPI-4: “Biaya barang dan jasa” dengan nilai bobot 0,2805 dan KPI-3: “Jumlah pemenuhan permintaan” dengan nilai bobot 0,21655, sedangkan nilai bobot global terendah ada pada KPI-6: “Jumlah keluhan” dengan nilai bobot 0,04715. Setelah indikator penilaian kinerja atau KPI divalidasi, selanjutnya dilakukan perhitungan kinerja pemasok berdasarkan nilai efisien menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA). Dari hasil perhitungan DEA, Supplier A dengan nilai efisiensi 1,00 menduduki peringkat 1, Supplier C dengan nilai efisiensi 0,83 mendapatkan peringkat 2, Supplier E dengan nilai efisiensi 0,57 mendapatkan peringkat 3, dan pada peringkat 4 terdapat Supplier B dengan nilai efisiensi 0,38. Nilai efisiensi pemasok yang rendah akan mempengaruhi aktivitas rantai pasok Tridi Oasis berupa tertundanya pemenuhan bahan baku atau material yang kemudian menimbulkan permasalahan di lantai produksi, hingga dapat pula mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan. Nilai efisiensi pemasok dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk mempertahankan atau memutus pemasok saat ini, pada periode selanjutnya. Begitu juga jika ada pemasok baru maka penghitungan nilai efisiensinya bisa dilakukan menggunakan model usulan ini.