Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Konversi Bahan Bakar di Jawa Timur pada Reformasi Subsidi BBM di Indonesia
Abstract
Pemanasan global menjadi masalah penting yang sedang dihadapi dunia termasuk Indonesia. Pemerintah sebagai pihak yang memiliki tiga fungsi utama yakni alokasi, distribusi, dan stabilisasi bertanggung jawab atas setiap kebijakan yang diberlakukan, salah satunya adalah subsidi bahan bakar minyak. Pada tahun 2014 pemerintah resmi mengurangi subsidi bahan bakar minyak yang bertujuan untuk mengurangi beban APBN dan realokasi kepada sektor yang lebih produktif serta melakukan konversi bahan bakar yang lebih ramah lingkungan. Kebijakan reformasi subsidi BBM Indonesia merupakan langkah bagi pemerintah dalam menjalankan tujuannya untuk menyalurkan bahan bakar yang lebih baik dan sebagai proses untuk menjalankan komitmen pemerintah melakukan transisi energi di masa depan. Konversi bahan bakar yang dilakukan pemerintah saat ini adalah premium ke pertalite dan pertamax, minyak tanah ke LPG, dan solar ke biosolar. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari melakukan survei secara langsung dan pengambilan sampel dilakukan di Provinsi Jawa Timur. Metode analisis yang digunakan pada penelitian adalah regresi logistik. Metode tersebut difungsikan untuk mendapat nilai probabilitas dari variabel bebas seperti umur, pendapatan, jarak, kesediaan masyarakat, pengeluaran konsumsi bahan bakar, dan pengetahuan terhadap konversi bahan bakar. Hasil estimasi menunjukkan bahwa variabel umur, pendapatan, kesediaan masyarakat dan pengeluaran konsumsi bahan bakar berpengaruh signifikan terhadap konversi bahan bakar, sedangkan variabel jarak tidak berpengaruh signifikan.