Evaluasi Penjadwalan Proyek Konstruksi menggunakan Precedence Diagram Method (PDM) dan Critical Path Method (CPM) (Studi Kasus: Proyek Pembangunan Structural Offshore Platform Zawtika 1D)
Abstract
PT Gunanusa Utama Fabricators (PTG) merupakan salah satu perusahaan konstruksi yang bergerak di bidang engineering, steel fabrication, dan instalasi berkaitan dengan peralatan-peralatan dari industri minyak dan gas seperti oil and gas facilities for offshore and onshore, material handling unit, pressure vessels, boilers, dan lain sebagainya. Saat ini PTG sedang mengerjakan proyek pembangunan offshore platform yang dikenal dengan nama Proyek Zawtika 1D. PTG hingga saat ini dalam penjadwalan dan pengontrolan proyek hanya berdasarkan ad-hoc method atau hanya berdasarkan waktu dari proyek-proyek sebelumnya dan belum menggunakan metode penjadwalan tertentu. Sehingga terkadang masih sering terjadi kondisi dimana progress proyek bernilai negative atau nilai variance yaitu nilai standar deviasi dari rasio perbedaan nilai kumulatif plan dengan kumulatif aktual proyek bernilai negative yang berarti saat ini proyek sedang mengalami keterlambatan. Berangkat dari permasalahan tersebut penelitian ini bertujuan untuk melakukan penjadwalan proyek dengan menggunakan Precedence Diagram Method (PDM) dan Critical Path Method (CPM) untuk mengetahui durasi penyelesaian proyek serta pekerjaan yang berada pada jalur titik kritis proyek serta melakukan evaluasi ke-efektifan penggunaan kedua metode penjadwalan proyek tersebut. Metode PDM dan metode CPM merupakan salah satu tools penjadwalan dengan membuat jaringan kerja proyek dengan melakukan perhitungan maju / forward, perhitungan mundur / backward serta perhitungan total float. Perbedaan kedua metode berada pada perhitungan dan pembuatan jaringan kerja proyek, yang mana jika metode PDM menggunakan diagram Activity on Node (AON) sedangkan metode CPM menggunakan diagram Activity on Arrow (AOA). Berdasarkan hasil pengolahan data dalam penjadwalan proyek dengan menggunakan metode PDM didapatkan durasi penyelesaian proyek selama 45 minggu dengan pekerjaan A, B, C, E, F, G, H, I, J dan K sebagai pekerjaan yang berada di jalur titik kritis proyek. Penjadwalan proyek menggunakan metode PDM dilihat lebih efesien dikarenkan durasi penyelesaian proyek yang dihasilkan lebih cepat jika dibandingkan dengan penjadwalan menggunakan metode CPM yang mana didapatkan durasi penyelesaian proyek selama 66 minggu sedangkan jika metode dari perusahaan, durasi penyelesaian proyek adalah selama 48 minggu. Oleh karena itu, penjadwalan proyek dengan menggunakan metode PDM dapat dijadikan pertimbangan dalam pembuatan jadwal oleh perusahaan.