Show simple item record

dc.contributor.authorDicky, Syafinaz Athallia
dc.date.accessioned2022-09-02T03:44:18Z
dc.date.available2022-09-02T03:44:18Z
dc.date.issued2022-09-02
dc.identifier.citationAPA 6then_US
dc.identifier.urihttps://library.universitaspertamina.ac.id//xmlui/handle/123456789/6532
dc.description.abstractPandemi menyebabkan berbagai gangguan pada kegiatan perekonomian. Salah satu sektor yang terdampak adalah industri mainan di Indonesia. Manufaktur boneka di Indonesia memiliki nilai Value At Risk (VAR) sebesar -0,096 dan hal ini dapat menyebabkan kerugian bagi para investor. Namun, saat ini perusahaan manufaktur tersebut masih belum menerapkan Supply Chain Risk Management (SCRM) untuk membantu mencegah terjadinya risiko. Mereka masih menggunakan best practices dan expert judgement dalam mengatasi risiko yang mungkin terjadi. Oleh karena itu penting untuk dilakukan penerapan SCRM pada rantai pasok manufaktur boneka agar dapat memitigasi risiko yang mungkin terjadi. Berdasarkan hasil identifikasi, terdapat 11 risiko yang terbagi ke dalam 4 kategori risiko. Risiko termasuk ke dalam kategori high risk berdasarkan hasil matriks RPN-RSV adalah kualitas material tidak sesuai standar, keterbatasan skill, dan disrupsi. Rekomendasi mitigasi yang diusulkan untuk mencegah dan mengatasi risiko tersebut diantaranya adalah meningkatkan koordinasi dengan supplier, menerapkan sistem manajemen yang partisipatif, dan meningkatkan protokol kesehatanen_US
dc.language.isootheren_US
dc.subjectrisiko, Supply Chain Risk Management (SCRM), Failure Mode and Effect Analysis (FMEA), manufaktur, bonekaen_US
dc.titlePenerapan Supply Chain Risk Management (SCRM) Untuk Mitigasi Risiko Pada Rantai Pasok Manufaktur Boneka (Studi Kasus: PT Sunindo Adipersada Tbk)en_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record