| dc.description.abstract | Pada kondisi saat ini gudang perusahaan mengalami penumpukan barang di beberapa area penyimpanan, sehingga akan berdampak terhadap kelancaran aktifitas operasinal gudang, seperti terjadinya antrian barang, dan keterbatasan kapasitas. Kemudian kondisi aisle sekarang tidak mencukupi untuk proses penanganan gudang menggunakan forklift baru yang akan datang, maka dari itu diperlukan perancangan tata letak gudang yang sesuai. Tujuan penelitian ini yaitu untuk merancang tata letak gudang berdasarkan metode class based storage, dimana penentuan penempatan area penyimpanan didasarkan dari frekuensi aktifitas yang terjadi di dalam gudang. Hasil klasifikasi area penyimpanan menunjukkan bahwa area penyimpanan terbagi menjadi 3 kelas yaitu kelas A (fast moving product) : Area Health safety environment, PM Kalimantan timur indonesia, PM Jawa, dan PM Sumatera bagian selatan, kemudian kelas B (medium moving product) : PM Jambi – Nanggroe aceh darussalam, Top Drive, dan PM Offshore, terakhir kelas C (slow moving product) : Area Maintenance, Investasi, Unconventional drilling rig, dan Buffer stock. Dalam menentukan tingkat efisiensi layout eksisting dan layout usulan, maka dilakukan perhitungan jarak tempuh pengambilan barang dengan metode rectilinear distance. Pada penelitian ini membuktikan bahwa tata letak area penyimpanan kondisi usulan lebih baik, karena hasil minimasi total jarak tempuh pengambilan barang sebesar 11,475% lebih baik dibandingkan dengan kondisi eksisting, yaitu sebelumnya 227,37 meter menjadi 201,28 meter. Kemudian pada perhitungan kapasitas gudang didapatkan bahwa kapasitas maksimal pallet kondisi usulan mengalami peningkatan sebesar 11%, dan kapasitas luas area meningkat sebesar 3% dibandingkan dengan kondisi eksisting. Sehingga berdasarkan hasil yang diperoleh, bahwa layout kondisi usulan mampu menunjang kemampuan oprasional gudang menjadi lebih baik. | en_US |
