dc.description.abstract | Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, pada
tahun 2021 Indonesia menghasilkan sampah sebanyak 28.696.562,43 ton. Jumlah
tersebut akan terus mengalami kenaikan sebanding dengan kenaikan jumlah
penduduk di Indonesia. Selain masalah timbulan sampah, Indonesia juga
mengalami masalah di bidang energi sebagai salah satu negara dengan penggunaan
energi fosil terbesar yaitu konsumsi 7,1 eksajoule (Beyond Petroleum (BP), 2021).
Waste to energy adalah salah satu solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi
kedua masalah tersebut. Saat ini terdapat beberapa opsi teknologi waste to energy
yang dapat digunakan diantaranya: insinerasi, pirolisis, gasifikasi, biometanasi, dan
refuse-derived fuel.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui teknologi waste to energy yang
paling sesuai dan dapat diterapkan untuk proses pengolahan sampah di Kota
Tasikmalaya. Kota Tasikmalaya dipilih karena hanya terdapat satu tempat
pemrosesan akhir (TPA) dan belum adanya fasilitas pengolahan sampah yang
memadai. Pemilihan teknologi waste to energy akan didasarkan pada karakteristik
sampah di Kota Tasikmalaya dan potensi energi yang dapat dihasilkan.
Karakteristik sampah didapatkan melalui beberapa uji, diantaranya: uji komposisi
sampah, uji kadar air, uji kadar abu, dan uji nilai bakar. Selain itu penelitian ini juga
bertujuan untuk mengestimasi potensi gas rumah kaca yang dapat dikurangi apabila
teknologi waste to energy ini diterapkan berdasarkan panduan IPCC
(Intergorvermental Panel on Climate Change).
Penelitian ini menunjukkan bahwa teknologi insinerasi adalah teknologi
yang paling tepat untuk diterapkan di Kota Tasikmalaya dengan potensi energi yang
dihasilkan 54,31 kW/ton/hari. Selain insinerasi, pirolisis-gasifikasi juga dapat
menjadi alternatif dengan potensi energi yang dihasilkan 56,68 kW/ton/hari. Proses
waste to energy dengan teknologi insinerasi juga memiliki potensi yang sangat baik
dalam mengurangi gas rumah kaca yaitu sebesar 121,21 kgCO2eq. | en_US |