Pengaruh Penambahan EDTA dan Enzim Pepsin terhadap Rendemen dan Kualitas Ekstrak Kolagen dari Kulit Ikan Selar (Selaroides leptolepis)
Abstract
Dewasa ini, konsumsi kolagen berbasis hewan mamalia darat sudah mulai berkurang peminatnya. Disisi lain, kolagen yang bersumber dari hewan laut sedang digandrungi masyarakat sehingga banyak upaya pengembangan dan penelitian terhadap sumber kolagen. Salah satu ikan yang banyak ditemukan pada wilayah Indonesia adalah ikan selar (Selaroides leptolepis). Penelitian ini berfokus pada pengaruh penambahan larutan EDTA dan enzim pepsin terhadap kualitas serta rendemen kolagen. Tahap eksperimen diawali dengan proses pretreatment menggunakan larutan NaOH 0,1 M selama enam (6) jam dan larutan EDTA 0,5 M selama 24 jam. Selanjutnya, kulit ikan selar diekstraksi dengan kombinasi larutan asam asetat (CH3COOH) 0,5 M dan enzim pepsin variasi kadar 0%, 1% dan 5%. Kolagen yang dihasilkan berupa ASC (Acid Soluble Collagen) dan PSC (Pepsin Soluble Collagen). Analisis karakteristik untuk kolagen dihitung berdasarkan rendemen, kadar air, kadar abu, serta adanya pengujian instrumen seperti FTIR (Fourier Transform Infra-Red Spectrometry), Spektrofotometer UV-Vis, dan DSC (Differential Scanning Calorimetry). Hasil optimum penelitian antara lain rendemen kolagen 7,1967%, kadar air 6,9040%, dan kadar abu 0,2682%. Kadar air dan abu sudah memenuhi baku mutu dari Standar Nasional Indonesia (SNI). Sementara, untuk hasil instrumen seperti FTIR menunjukkan bahwa seluruh variasi percobaan memiliki gugus fungsi kolagen, puncak maksimum absorbansi sinar UV pada daerah gelombang 230 nm, serta suhu denaturasi 59,90 ̊C. Terbukti bahwa pengaruh EDTA dan enzim pepsin membuat nilai rendemen PSC lebih besar dari ASC dan kualitas dari kolagen dapat dinyatakan baik dari segi uji.