dc.description.abstract | Perkebunan merupakan salah satu sektor yang penting bagi perekonomian Indonesia. Sektor perkebunan setiap tahunnya mengalami peningkatan sebesar 2,19%. Sektor perkebunan andalan Indonesia adalah komoditi kelapa sawit. Salah satu yang menjadi faktor penunjang Produktivitas tanaman kelapa sawit adalah pupuk. Pada perusahaan PTPN 7 pupuk NPK dijadikan sebagai pupuk utama yang digunakan untuk memupuk tanaman kelapa sawit. Penggunaan pupuk NPK memberikan pengaruh terhadap tumbuh kembang tanaman kelapa sawit sehingga dapat menhasilkan TBS (Tandan Buah Segar) yang optimal. Perusahaan PTPN 7 memiliki permasalahan pada proses pemenuhan demand pupuk NPK, proses pemenuhan demand ini dilakukan dengan 2 semester pemesanaan. Apabila perusahaan melakukan 2 kali pemesanan dalam 1 semester, maka biaya pemesanan produk akan mengalami peningkatan sebesar 1,30% yang disebabkan karena terjadinya stockout dan overstock. Sehingga pada permasalahan overstock perusahaan mengalami peningkatan biaya simpan pupuk pada gudang, sedangkan permasalahan stockout menimbulkan permasalahan berupa terhambatnya proses pemupukan tanaman kelapa sawit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan membandingkan total biaya persediaan pupuk NPK dengan metode eksisting min max dan metode usulan metode continuous review system dan periodic review system. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data lead time, data pemesanan, data penggunaan, dan data biaya persediaan. Berdasarkan hasil perhitungan total biaya persediaan didapatkan bahwa total biaya persediaan paling minimum adalah metode usulan continuous review system dengan perbadingan selisih sebesar 2% dari total biaya persediaan dengan metode eksisting min-max.
Kata Kunci: PTPN 7, Min-Max, Continuous Review System, Periodic Review System | en_US |