dc.description.abstract | Penelitian ini merujuk terhadap hubungan China yang sejak 2013, telah menjalin kerja sama yang konkret dengan Malaysia dalam kebijakan BRI ini. Keduanya memiliki fase kerja sama yang terbagi ke dalam 2 fase utama. Dengan membagi kerja sama di sektor dan aktor yang berbeda, dalam setiap fase kerja samanya. Pada fase pertama kebijakan BRI China di Malaysia, pemerintah China memiliki peran dominan untuk menjalankan investasi kerangka kebijakan BRI di Malaysia. Meskipun, keterlibatan peran non-state actors juga tetap terlihat, dengan membentuk sebuah konsorsium dibawah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) China. Lain halnya dengan merujuk di fase kedua, keterlibatan adanya non-state actors yang dinilai dominan, menjadikan China dianggap memiliki motif tertentu. Meskipun di lain sisi, Malaysia turut mendapatkan keuntungan dari kerangka kebijakan BRI China di Malaysia. Intensitas kerja sama perekonomian yang tinggi, diproyeksikan sebagai langkah strategis Geo ekonomi China di Malaysia. Konsep Geo ekonomi sendiri memiliki pandangan akan penggunaan instrumen perekonomian, dari suatu negara untuk mencapai kepentingannya. Namun, tetap memberikan manfaat bagi negara lain yang terlibat. Melihat hal tersebut, penulis akan menganalisis strategi Geo ekonomi China di Malaysia, yang pada akhirnya menimbulkan kesimpulan bahwa kerja sama keduanya memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif, sebagai metode pengumpulan data dan informasi yang valid untuk menunjang hasil penelitian ini. Serta, konsep Geo ekonomi yang ditulis oleh Blackwill and Harris, untuk menganalisis bagaimana konsep Geo ekonomi China. Sehingga di akhir, dapat disimpulkan bahwasannya baik China maupun Malaysia memiliki keuntungan dari adanya tindakan geo ekonomi yang China lakukan terhadap Malaysia. | en_US |