PERENCANAAN CONGESTION CHARGE BAGI PENGGUNA KENDARAAN PRIBADI PADA CENTRAL BUSINESS DISTRICT (STUDI KASUS: JALAN PEMUDA-PANDANARAN-AHMAD YANI, KOTA SEMARANG)
Abstract
Kawasan Kedungsepur memiliki jumlah penduduk sebanyak 5.689.149 jiwa pada tahun 2022. Salah satu bagian dari kawasan ini adalah Kota Semarang, dengan jumlah penduduk sebanyak 1.656.564 jiwa dan pertumbuhan penduduk rata-rata tiap tahun sebesar 1,57%. Peningkatan jumlah penduduk tersebut menjadi potensi perjalanan yang cukup tinggi, serta membutuhkan sarana prasarana transportasi yang baik. Selain itu, banyaknya pusat berbelanjaan, perkantoran, adanya tugu muda dan simpang lima, serta area parkir dibadan jalan menyebabkan kawasan di Jalan Pemuda-Pandanaran-Ahmad Yani sering terjadi kemacetan. Penelitian ini dilakukan untuk menangani masalah kemacetan lalu lintas di Jalan Pemuda, Jalan Pandanaran, dan Jalan Ahmad Yani. Pada penelitian ini menerapkan congestion charge terhadap mobil pribadi. Survei stated preference dilakukan untuk mengetahui preferensi pengguna mobil pribadi terhadap rencana penerapan biaya kemacetan. Model pemilihan moda yang digunakan adalah logit binomial selisih antara mobil pribadi dan BRT Trans Semarang. Dalam penelitian ini menggunakan 3 atribut perjalanan yang dianggap berpengaruh dalam pemilihan moda yaitu waktu tempuh, biaya kemacetan, dan frekuensi. Didapatkan persamaan utilitas mobil pribadi terhadap BRT Trans Semarang dengan nilai U = - 11.3774 - 0.2639 (X1) - 0.0120 (X2) - 1.5403 (X3). Berdasarkan hasil penelitian diperoleh congestion charge sebesar Rp.10.000 dengan persentase pengguna mobil pribadi yang akan berpindah menggunakan BRT Trans Semarang sebesar 79,8%. Sehingga dengan adanya rencana penerapan congestion charge, maka cukup efektif guna mengurang kemacetan dijalan tersebut