Pengolahan Limbah Cair Zat Warna Industri Tekstil Dengan Memanfaatkan Plasma Lucutan Korona
Abstract
Pencemaran air yang paling berbahaya adalah limbah industri salah satunya industri tekstil. Limbah
tekstil umumnya mengandung limbah zat warna yang salah satunya berasal dari pewarna sintetis.
Pewarna sintetis merupakan zat warna buatan yang menggunakan bahan-bahan kimia tertentu.
Karena terdapat bahan kimia di dalamnya, limbah tekstil memerlukan pengolahan terlebih dahulu
sebelum limbah dibuang ke lingkungan. Metode plasma lucutan korona dipilih karena tidak
menambahkan bahan kimia atau menghasilkan limbah baru karena pengolahan limbah dilakukan
hanya memanfaatkan pembangkitan tegangan tinggi dengan oksigen serta proses pengolahannya
tidak membutuhkan lahan yang luas dan ramah lingkungan. Pengolahan limbah dengan plasma
lucutan korona dan pengaruh lamanya waktu tempuh mampu menurunkan nilai konsentrasi zat warna
Methylene Blue tapi tidak berlaku untuk Remazol Red RB 133 karena tergolong zat warna gugus azo
atau ikatan rangkap (-N=N-) yang sulit terurai dengan metode ozonisasi. Nilai pH Methylene Blue
dan Remazol Red RB 133 cenderung bersifat asam dengan rentang pH 5,0 – 6,0. Kemudian, nilai
Total Dissolved Solids (TDS) dan Electrical Conductivity (EC) Methylene Blue dan Remazol Red
RB 133 yang didapatkan setelah pengolahan meningkat akibat reaksi oksidasi. Nilai TDS yang
didapatkan masih di bawah ambang batas baku mutu keperluan higiene sanitasi. Sedangkan, jumlah
lilitan mempengaruhi performa penurunan konsentrasi zat warna, pH, TDS, dan EC akibat kekuatan
korona pada 11 lilitan lebih besar dibandingkan jumlah lilitan lainnya.